tirto.id - Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo menilai, saat ini Indonesia membutuhkan solusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa, bukan aksi tandingan seperti aksi 'Kita Indonesia' pada Minggu (4/12/2016) yang terkesan ingin menandingi 'Doa Bersama' pada Jumat.
"Kalau saya pribadi tidak usah dilakukan, buat apa dilakukan demo tandingan. Penyelesaian ini perlu solusi, masyarakat hanya meminta penjelasan di mata umum," kata Hary Tanoe dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (5/12/2016).
Lebih lanjut Hary Ranoe mengatakan, massa Doa Bersama hanya menuntut penegakan hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama.
Untuk itu, dia meminta semua pihak agar tidak melihat aksi umat Islam itu sebagai upaya memecah NKRI. Selain itu, kata dia, persoalan yang membelit Ahok sebenarnya tidak akan berlarut-larut hingga memicu unjuk rasa besar-besaran jika aparat penegak hukum bergerak cepat.
"Tapi karena penegak hukum terkesan menunda-nunda, maka umat Islam merasa diperlakukan tidak adil. Sebetulnya jawabnya sederhana, perlu ada persamaan di mata hukum semua diperlakukan sama dan adil," ujarnya.
Hary mengingatkan pemerintah dan aparat penegak hukum agar bertindak cepat dalam kasus dugaan penistaan agama tersebut.
Dia menilai, letak persoalannya memang pada lambatnya sikap pemerintah dan penegak hukum.
"Saya melihatnya agak lambat dalam penanganannya dan ragu-ragu pelaksanaannya. Intinya masyarakat ini, khusus Bapak Presiden ada kejelasan dalam masalah ini," tegas Hary.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto