Menuju konten utama

Harun Yahya: Penyebar Konspirasi & Pemerkosa Dihukum 1.000 Tahun

Harun Yahya, pendakwah dan pemimpin sekte di Turki yang dikenal luas, termasuk di Indonesia, dipenjara lebih dari 1.000 tahun.

Harun Yahya: Penyebar Konspirasi & Pemerkosa Dihukum 1.000 Tahun
Harun Yahya. FOTO/id.wikipedia.org

tirto.id - Nama Harun Yahya begitu akrab bagi sebagian warga Indonesia bertahun yang lalu. Baru-baru ini namanya kembali muncul, tapi tidak karena isu yang membuatnya selama ini dikenal luas oleh publik.

Nama asli Harun Yahya adalah Adnan Oktar. Ia lahir di Turki pada 2 Februari 1956. Ia mulai dikenal pada 2000-an lewat buku terjemahan dan film dokumenter tentang sains (atau lebih tepatnya pseudosains). Videonya laris manis termasuk kerap diputar di sekolah-sekolah negeri.

Salah satu karyanya yang paling kontroversial sekaligus berpengaruh adalah buku yang terbit pada 2006, berukuran 18 x 43 cm, dengan tebal 800an halaman berjudul Atlas of Creation. Buku ini berisi bantahan atas teori evolusi Charles Darwin, yang merupakan konsensus ilmuwan di seluruh dunia, dengan dasar teks agama.

Lewat buku ini, juga buku-buku lain (yang jumlahnya mencapai ratusan) Harun Yahya dikenal sebagai penganjur kreasionisme. Isme ini meyakini bahwa kehidupan adalah hasil ciptaan Tuhan, bukan proses ilmiah apalagi seleksi alam.

Selain terkenal karena menyangkal teori evolusi, Harun Yahya juga disorot karena mengatakan holocaust sebagai kebohongan belaka dalam buku berjudul Holocaust Lies yang terbit pada 1996. Menurutnya, yang terjadi adalah orang-orang Yahudi meninggal karena tifus dan kelaparan, bukan dibantai rezim Nazi pimpinan Adolf Hitler selama Perang Dunia II.

Di Turki, Harun Yahya memiliki stasiun televisi sendiri bernama A9. Siaran paling kontroversial dari stasiun tersebut adalah acara yang membahas teologi agama yang dipadukan dengan hiburan: tarian perut dan nyanyian kelompok perempuan yang dinamakan kitten bersama pria muda yang dijuluki ‘singa’. Mereka biasa mengisi Building Bridges, mata acara bertema perempuan, Islam, dan antaragama.

Komisi pengawas televisi Turki menghentikan siaran acara tersebut karena menilai hak-hak perempuan dan gender dilanggar.

Harun Yahya memang dikelilingi kitten. Mereka punya ciri khas dalam hal penampilan yang tampak seperti hasil operasi plastik: dari mulai wajah tirus, bibir tebal, make up tebal, rambut pirang, hingga payudara besar.

Kitten berada dalam sangkar besi yang hanya bisa ditemui dengan protokol ketat, menurut Vice saat datang ke Istanbul, Turki.

Dalam liputan tersebut seorang kitten bernama Ebru mengidentifikasi diri sebagai feminis Islam. Menurutnya, ini sesuai dengan ajaran Harun Yahya. Harun Yahya mengatakan para perempuan tidak wajib mengenakan kerudung dan berpakaian terbuka dari para desainer kenamaan.

Namun apa yang terjadi baru-baru ini merontokkan klaim-klaim Harun Yahya soal feminisme dan Islam. Dia didakwa sebagai pemerkosa.

Akhir Petualangan Harun Yahya

Turki dilanda kudeta pada 2016, tetapi gagal. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Fethullah Gulen yang mengasingkan diri di Amerika Serikat sebagai dalangnya. Setelah itu Erdogan memerintahkan penangkapan besar-besaran kepada semua pihak yang terlibat, termasuk Harun Yahya.

Harun Yahya yang ditangkap pada 2018 tidak hanya didakwa membantu Gulen, tapi juga kejahatan lain termasuk pelecehan seksual terhadap anak dan perkosaan.

Ia juga didakwa mendirikan dan memimpin organisasi kriminal, spionase politik atau militer, membantu Organisasi Teroris Fetullah (FETO) meskipun bukan anggotanya, merampas kemerdekaan (penculikan), menculik, merenggut hak atas pendidikan, melanggar data pribadi, dan pengancaman.

Kantor berita Turki Anadolu menyebut dalam operasi penangkapan ratusan pengikut Harun Yahya sejak 2018, polisi telah menyita 70 senjata api, 3.000 lebih peluru, enam truk berisi barang antik dan artefak bersejarah, serta lebih dari 400 flashdisk. Salah satu artefak adalah fosil hewan dan tumbuhan berusia 150-200 juta tahun dengan nilai 10 juta dolar AS. Hasil penjualan fosil diduga untuk mendanai organisasi.

Pada 11 Januari lalu, pengadilan Turki akhirnya menjatuhkan vonis total 1.075 tahun dan tiga bulan penjara kepada Harun Yahya, mengutip Anadolu.

Sebanyak 236 pengikutinya juga diadili. Dua di antaranya juga divonis tinggi, 186 tahun dan 211 tahun penjara.

Baca juga artikel terkait HARUN YAHYA atau tulisan lainnya dari Zakki Amali

tirto.id - Hukum
Penulis: Zakki Amali
Editor: Rio Apinino