tirto.id - Hari-hari tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah setiap tahunnya. Pada 2022, hari-hari tasyrik bertepatan pada 12, 13, dan 14 Juli. Lantas, amalan sunah yang dianjurkan dikerjakan pada hari tasyrik bagi umat Islam?
Secara umum, hari-hari tasyrik merupakan 3 hari setelah Hari Raya Idul Adha. Tiga hari tersebut masih tergolong bagian dari rangkaian Hari Raya Idul Adha yang patut dimuliakan dengan suka-cita, makan-minum, serta dilarang berpuasa pada momen tersebut.
Isyarat mengenai hari tasyrik tertera dalam firman Allah SWT pada surah Al-Baqarah ayat 203:
"Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah 2 hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya," (QS. Al-Baqarah [2]: 203).
Pada ayat di atas, frasa "beberapa hari yang berbilang" merujuk pada 3 hari tasyrik yang jatuh pada 11-13 Zulhijjah.
Dinamakan hari tasyrik, dalam bahasa Arab berasal dari kata شَرَّقَ/لتَّشْرِيْق yang artinya mendendeng. Maksudnya adalah mengiris-iris, menyayat daging, kemudian menjemurnya di bawah sinar matahari agar tidak lekas busuk.
Di masa silam, metode untuk menyimpan daging agar bertahan lama tidak secanggih sekarang. Mendendeng daging adalah cara populer yang digunakan agar daging bisa dikonsumsi dalam jangka panjang.
Dengan demikian, hari tasyrik dimaknai sebagai hari pendendengan (daging kurban). Hari makan-minum dan bersuka cita atas penyembelihan kurban pada Hari Raya Idul Adha.
Hari-hari tasyrik adalah lanjutan dari Hari Raya Idul Adha untuk memperingati kesalehan Nabi Ibrahim AS yang tulus menyembelih anaknya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Atas keikhlasannya itu, Allah SWT mengganti sembelihannya dengan domba besar (gibas) dan mengarahkannya untuk menyembelih kurban tersebut sebagai penanda berakhirnya musim haji di tahun bersangkutan.
Amalan Hari-hari Tasyrik dan Ibadah Sunnah yang Dianjurkan
Pada hari-hari tasyrik yang jatuh pada tanggal 12-14 Juli 2022, umat Islam dilarang berpuasa, serta dianjurkan merayakannya dengan makan-minum dan berkurban.
Untuk menyempurnakan ibadah pada hari-hari tasyrik, berikut ini sejumlah amalan yang dianjurkan dikerjakan pada waktu tersebut.
1. Memperbanyak Zikir
Umat Islam dianjurkan memperbanyak wirid dan zikir kepada Allah SWT di hari-hari tasyrik.
Zikir yang dapat diamalkan adalah membaca istigfar, tasbih, tahmid, tahlil, dan sebagainya.
2. Memperbanyak Doa
Pada hari tasyrik, seorang muslim dianjurkan memperbanyak berdoa untuk kebaikan di dunia dan akhirat.
3. Menyembelih Hewan Kurban
Selain Hari Raya Idul Adha, hari-hari tasyrik juga termasuk waktu untuk menyembelih hewan kurban.
Apabila belum sempat berkurban pada Hari Raya Idul Adha, umat Islam masih bisa menyembelih kurban pada 3 hari tasyrik ini.
4. Makan dan Minum
Umat Islam dilarang berpuasa pada hari-hari taysrik. Pada momen tersebut, dianjurkan untuk makan-minum dan merayakannya dengan suka cita.
Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum," (H.R. Muslim).
5. Bertakbir Usai Salat Lima Waktu
Setelah selesai mendirikan salat lima waktu, umat Islam dianjurkan melantangkan takbir pada hari-hari tasyrik.
Takbir yang dibaca persis sama dengan takbir Hari Raya Idul Adha.
Bacaan takbir pada hari-hari tasyrik dapat dilafalkan sebagai berikut:
1. Versi Pendek Bacaan Takbir Hari Raya Idul Adha dan Hari Tasyrik
اللهُ اكبَرْ، اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُو ِللهِ الحَمْد
Bacaan latinnya: "Allahu akbar, Allahu akbar kabira, Laa ilaaha illallaahu wallahu Akbar, Allahu akbar walillaa ilhamd"
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”
2. Versi Panjang Bacaan Takbir Hari Raya Idul Adha dan Hari Tasyrik
اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا، لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه، مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن، وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون، وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن، وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن، لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه، صَدَق ُوَعْدَه، وَنَصَرَ عبْدَه، وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه، لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُ و ِللهِ الحَمْ
Bacaan latinnya: "Allahu akbar allahu akbar Allahu akbar Laa ilaaha illallaahu wallahu akbar Allahu akbar wa lillaah ilhamd.
Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar kabiiraa, walhamdulillaahi katsira, wa subhaanallahi bukrataw-wa ashillaa.
Laa ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishina lahuddiin walau karihal kaafiruun, walau karihal munafiqun, walau karihal musyrikun.
Laa ilaaha illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, wa a'azza jundahu, wa hazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaha illallaahu wallahu akbar. Allahu Akbar wa lillaahil-hamd"
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi Allah.
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya.
Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafik, dan musyrik membencinya.
Tiada Tuhan selain Allah dengan ke-Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke-Esaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”
Editor: Addi M Idhom