Menuju konten utama

Hari Santri Momentum Merajut Kebhinnekaan

Hari Santri menjadi momentum guna merajut kembali kebhinnekaan. Ini tak hanya untuk dunia pesantren tetapi juga bagi seluruh komponen bangsa.

Hari Santri Momentum Merajut Kebhinnekaan
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj. Antara Foto/Dedhez Anggara.

tirto.id - Hari Santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober memiliki banyak makna menurut Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dimana merupakan momentum untuk merajut kembali kebhinnekaan. Tentunya ini tidak hanya untuk dunia pesantren tetapi juga bagi seluruh komponen bangsa.

Berdasarkan siaran pers, Selasa (18/10/2016), PBNU mengungkapkan bahwa dalam konteks toleransi dan kebhinnekaan, Hari Santri merupakan momentum untuk membangun sinergitas antara stakeholders untuk merajut kembali kebhinnekaan dan toleransi, yang saat ini tengah terkoyak dan sedang menghadapi ancaman serius atas mewabahnya radikalisme dan terorisme serta cyber warfare.

Selain itu, dalam konteks Ke-Indonesiaan, Hari Santri adalah tonggak sejarah dan momentum nasional yang berfungsi sebagai penanda dan pengingat.

Sedangkan dalam konteks Ke-agamaan, Hari Santri merupakan momentum untuk memperbaharui religious commitment dan merevitalisasi spirit “Resolusi Jihad”. Karena Jihad yang lebih relevan dengan kondisi bangsa saat ini adalah jihad untuk memperkuat dimensi sosial, budaya, politik, hukum, keamanan dan perekonomian.

Perlu diketahui, Presiden Joko Widodo telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 22 Tahun 2015. Untuk menyambut Hari Santri tersebut PBNU mengusung tema “Merajut Kebhinnekaan dan Kedaulatan Indonesia” PBNU dan menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk menggerakkan kebangkitan kaum santri dan bangsa Indonesia.

Kegiatan tersebut berupa pembacaan 1 miliar Sholawat Nariyah, kirab resolusi jihad Nahdlatul Ulama dan upacara Hari Santri, Bhakti Santri untuk Negeri, festival film pendek Islam dan toleransi, Musabaqoh Santri Indonesia serta pagelaran budaya Islam Nusantara dan pameran.

Baca juga artikel terkait HARI SANTRI atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora