Menuju konten utama

Hari Hepatitis Sedunia 2022: Kenali Tipe Hepatitis dan Bedanya

Hari Hepatitis Sedunia 2022: kenali tipe hepatitis dan perbedaannya.

Hari Hepatitis Sedunia 2022: Kenali Tipe Hepatitis dan Bedanya
Ilustrasi Hepatitis. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day diperingati setiap 28 Juli. Tahun ini, tema Hari Hepatitis Sedunia 2022 adalah "Bringing Hepatitis Care Closer to You”.

Tema tersebut menyoroti perlunya mendekatkan perawatan hepatitis ke fasilitas kesehatan primer dan masyarakat, sehingga para pengidap hepatitis mempunyai akses yang lebih baik untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan terhadap apapun jenis hepatitis yang mereka derita. Hal ini menjadi salah satu cara untuk menghilangkan hepatitis pada tahun 2030.

Menurut WHO, Hari Hepatitis Sedunia berlangsung setiap tahun pada tanggal 28 Juli untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mempromosikan aksi global terhadap virus hepatitis.

Seperti yang dikutip dari laman World Hepatitis Alliance, hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia karena di setiap 30 detik, seseorang meninggal karena penyakit hepatitis. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan akan memberikan pengaruh buruk kepada penderita yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan di fasilitas kesehatan.

Tipe Hepatitis dan Bedanya

Hepatitis adalah jenis peradangan pada sel-sel hati yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih, dan penyakit autoimune.

Terdapat lima tipe hepatitis virus yang dikenal saat ini, yakni hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E. Kelima tipe hepatitis tersebut penyebabnya berbeda, tidak saling berhubungan, dan dapat menyebar dengan cara yang berbeda pula. Seperti yang dilansir dari modul Pusdatin Kemenkes 2014, berikut rangkumannya.

1. Hepatitis A

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A dan merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang. Tipe ini termasuk hepatitis yang ringan, bersifat akut, dapat sembuh sempurna tanpa gejala sisa, dan tidak menyebabkan infeksi kronik.

Penularannya melalui fecal oral yang umumnya bersumber dari pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan tercemar, sanitasi yang buruk, dan personal hygine rendah.

2. Hepatitis B akut

Penyebab penyakit hepatitis B yakni dari golongan virus DNA dengan masa inkubasi 60-90 hari. Penularannya vertikal terjadi pada masa perinatal (saat persalinan) dan 5 persen intra uterina. Kemudian, penularan horisontal melalui transfusi darah, jarum suntik yang terinfeksi, pisau cukur, tatto, dan transplantasi organ.

3. Hepatitis B Kronik

Hepatitis tipe ini berkembang dari hepatitis B akut. Usia saat terjadinya infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit. Jika penularan terjadi ketika bayi maka 95 persen akan menjadi hepatitis B kronik. Sedangkan, jika penularan terjadi pada usia balita, maka 20-30 persen menjadi hepatitis B kronik, dan jika penularan saat dewasa makan hanya 5 persen yang menjadi penderita hepatitis B kronik.

4. Hepatitis C

Penyakit ini penyebab utamanya ialah sirosis dan kanker hati. Etiologi virus hepatitis C termasuk golongan virus RNA (Ribo Nucleic Acid) dengan masa inkubasi 2-24 minggu.

Penularan hepatitis C melalui darah dan cairan tubuh, penularan masa perinatal sangat kecil, melalui jarum suntik (IDUs, tatto), transplantasi organ, kecelakaan kerja (petugas kesehatan), hubungan seks juga dapat menularkan namun kemungkinannya sangat kecil.

5. Hepatitis D

Virus tipe ini paling jarang ditemukan, namun paling berbahaya. Hepatitis D atau disebut dengan virus delta memerlukan virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah terinfeksi virus hepatitis B.

6. Hepatitis E

Hepatitis E dulunya dikenal sebagai hepatitis non A- Non B. Penyakit ini penyebab utamanya adalah virus hepatitis E yang termasuk virus RNA dengan masa inkubasi 2-9 minggu. Penularannya melalui fecal oral seperti hepatitis A.

Baca juga artikel terkait HARI HEPATITIS SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Yunita Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yunita Dewi
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Dipna Videlia Putsanra