Menuju konten utama

Harga Minyak Merangkak Naik Hari Ini

Harga Minyak Merangkak Naik Hari Ini

tirto.id -

Harga Minyak dunia merangkak sedikit lebih tinggi pada Selasa pagi, (22/3/2016), karena harapan bahwa kelebihan pasokan minyak mentah akan berkurang di pasar.

Keuntungan minggu lalu yang mengangkat patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), di atas USD 40 yang untuk pertama kalinya sejak Desember, didukung oleh munculnya kembali optimisme bahwa produsen akan mencapai kesepakatan untuk membekukan produksi.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah WTI untuk pengiriman April berakhir naik 47 sen menjadi USD 39,91 per barel di New York Mercantile Exchange. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, patokan Eropa, ditutup pada USD 41,54 per barel, naik 34 sen dari penutupan Jumat.

"Kami terkejut [minyak] diperdagangkan lebih tinggi setelah harga merosot pada Jumat,” kata Oliver Sloup dari iiTrader.com.

Setelah satu rig minyak dari Baker Hughes AS dioperasikan, menyusul penurunan jumlah rig selama lebih dari dua bulan, Sloup memprediksi laporan minggu ini akan menunjukkan rig-rig tersebut akan kembali beroperasi.

"Tapi dalam jangka panjang, saya merasa pada harga ini kita akan melihat produsen di Amerika Serikat akan mengoperasikan rig-rig lagi dan saya pikir pada akhirnya akan memberikan tekanan pada harga," tambahnya.

Para analis mengatakan pertemuan negara produsen minyak anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan non-OPEC mendatang pada 17 April di Doha, yang bertujuan untuk menetapkan batas produksi untuk mengurangi kelebihan pasokan global, terus mendukung pasar.

Berdasarkan keterangan Sloup, Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah el-Badri telah menyorotinya pada Senin, dalam sebuah konferensi pers, bahwa pertemuan mendatang memiliki kesempatan yang baik berdampak positif pada pasar.

Badri mengatakan bahwa kelebihan pasokan pasar saat ini adalah 300 juta barel. "Bukan hanya kelebihan yang besar tapi produksi juga masih tinggi," kata Sloup, sembari menambahkan bahwa Iran masih meningkatkan produksinya. (ANT)

Baca juga artikel terkait AS atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora