tirto.id - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat harga tempe di tingkat pedagang pasar DKI Jakarta rata-rata mengalami kenaikan dari Rp7.000 per lempar papan menjadi Rp9.000. Lonjakan ini merupakan dampak dari kenaikan harga kedelai saat ini yang mencapai Rp13.000 per kilogram
Ketua Dewan Pimpinan Pusat IKAPPI, Abdullah Mansuri mengatakan, tingginya harga bahan baku tempe yaitu kedelai membuat ongkos produksi pedagang meningkat. Dampaknya para pedagang harus menaikkan harga jual.
"Secara keseluruhan harga kedelai di kisaran Rp13.000 ya dan tempe produksi tempe alami kenaikan. Per hari sekarang tempe sudah Rp9.000 per papan," kata dia kepada Tirto, Jumat (7/10/2022).
Dia mengatakan, untuk menyiasati kenaikan tersebut para pedagang berinisiatif untuk memperkecil ukuran tempe. Hal itu dilakukan agar harga tempe tetap dijual Rp7.000 dan tidak menurunkan permintaan dari konsumen.
"Dan kalau nanti Rp7.000 potongannya nanti akan kita perkecil. Itu yang akan kita lakukan," kata dia.
Berdasarkan data Kemendag, harga kedelai per 30 September 2022 adalah Rp14.200 per kg. Harga kedelai hari ini naik 14,51 persen dibandingkan harga kedelai pada 24 September 2021 senilai Rp12.400. Kenaikan harga kedelai tertinggi terjadi pada 2021 atau sekitar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, Badan Pangan Nasional segera menetapkan kebijakan harga acuan pembelian kedelai lokal. Hal tersebut dalam rangka membantu petani dan meningkatkan produksi dalam negeri. Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan, penetapan harga acuan kedelai tersebut diharapkan memacu petani untuk lebih semangat bertanam sehingga dapat meningkatkan produksi dalam negeri.
“Sesuai arahan Presiden, kita segera menyiapkan kebijakan harga tersebut, tentunya dengan mengajak semua pemangku kepentingan terkait untuk duduk bersama,” ujar Arief dikutip dari Antara, Selasa (20/9/2022).
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin