tirto.id - Nilai tukar Bitcoin melonjak tinggi sepanjang 48 jam terakhir sampai menembus hampir USD73 ribu (sekira Rp1,1 milar) per Selasa (29/10/2024).
Dalam statistik Bitcoin di Tokocrypto, kenaikan sudah terjadi sejak Sabtu (26/10/2024) pukul 07.00 WIB yang saat itu masih berada di hampir USD66 ribuan.
Lonjakan Bitcoin kali ini hampir menyamai rekor pada 14 Maret 2024 lalu yang mencapai USD73.737 per koin. Kenaikan turut dialami mata uang kripto lainnya seperti Ethereum (ETH) loncat 2,44 persen menjadi USD2.632 per koin. Nilai Binance menjadi USD605 per koin atau mengalami kenaikan 0,57 persen.
Kinerja Bitcoin dari awal 2024 menunjukkan performa maksimal. Keuntungan yang didapatkan dari investasi mata uang uang ini mencapai hampir 75 persen. Nilai aset beranjak dua kali lipat kalau dibandingkan pada satu tahun sebelumnya.
Bitcoin biasanya akan mengalami pasang-surut nilainya terhadap dolar. Nilainya sempat turun di bawah USD50 ribu di musim panas lalu. Pergerakannya hanya di sekitar USD60 ribu hingga USD65 ribu.
Mengutip CNBC, Bitcoin telah dibatasi pergerakannya secara ketat agar berada di rentang USD55.000 sampai USD70.000.
Pada kenyataannya, Bitcoin telah beberapa kali di tahun ini mampu bergulat pada batasan tertinggi di USD70.000. Pergerakan yang mencapai di atas level tersebut umumnya sekadar lonjakan kecil.
Apa Penyebab Nilai Bitcoin Meroket?
Pemicu kenaikan nilai Bitcoin turut didorong oleh berbagai faktor. Salah satunya yaitu adanya stimulus fiskal dan moneter yang dilakukan China secara signifikan.
Siklus pelonggaran moneter juga menjadi penyebab meroketnya Bitcoin belakangan ini. Hampir semua bank sentral besar di negara Barat menerapkan kebijakan tersebut.
Tidak kalah pentingnya, Bitcoin ikut terpicu dengan meningkatnya peluang kemenangan Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan Presiden AS. Kabar tersebut mampu memunculkan sentimen positif untuk pasar.
“Banyak hal yang berjalan baik untuk bitcoin dan kripto, termasuk soft landing bagi perekonomian, pemangkasan suku bunga Fed, dan kemungkinan perubahan dalam iklim regulasi AS terlepas dari siapa yang memenangkan pemilu AS,” kata kepala penelitian Grayscale Investments, Zach Pandl.
Menurut Zach, tren tersebut jika terus berlanjut akan berdampak lebih positif lagi bagi Bitcoin. Nilainya bisa saja membuat capaian level tertinggi baru yang akan bertahan sampai akhir tahun.
Nilai Bitcoin nilainya melesat juga akibat permintaannya yang besar. Regulator AS telah menyetujui ETF berbasis Bitcoin pada Januari 2024.
Kebijakan ETF Bitcoin salah satunya membuat iShares Bitcoin (IBIT) dari BlackRock menarik mendekati USD224 miliar sampai pekan lalu. Raihan tersebut menjadi IBIT menjadi ETF tersukses saat ini.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo