tirto.id - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Tjahja Widayanti menyatakan stok bawang putih impor kini tersisa 10.000 ton.
Menurut Tjahja, stok bawang putih itu bisa mencukupi kebutuhan nasional sampai Lebaran pada Juni 2019. Namun, sisa stok dari perizinan impor 2018 itu hanya bisa mencukupi kebutuhan sampai tiga bulan ke depan.
"Sisa tahun lalu masih ada 100 ribu-an ton. Kalau dihitung-hitung, [konsumsi] 30 ribu ton per bulan, jadi sekarang [stok bawang putih] sudah agak menipis," kata dia kepada wartawan di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (18/4/2019).
Menurut Tjahja, stok bawang putih impor yang menipis itu memicu harga melonjak. Sebab, kata dia, produksi bawang putih dalam negeri hanya mencukupi 5 persen kebutuhan nasional. Sementara 95 persen sisanya dipenuhi melalui impor.
Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), rata-rata harga bawang putih hari ini di DKI Jakarta mencapai Rp60.000 per kilogram (kg). Angka ini naik signifikan dibanding data harga pada 12 April lalu, yakni Rp53.350 per kg.
"[Stok milik] Masing-masing importir tipis sekali. Masih kita monitor terus berapa, importir yang sekarang sudah 8 ton hari ini, besok juga masih ada,” kata Tjahja.
“Sepanjang masih ada [stok], importir akan mengeluarkan, mensupport. Bisa saja ada sekitar 100 ribuan ton total OP [Operasi Pasar] sampai harga stabil," tambah dia.
Untuk mengantisipasi kekurangan stok bawang putih, Kemendag siap mengeluarkan izin impor. Hal itu dinyatakan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan.
"Izin impor bawang putih mudah-mudahan keluar sore ini. Kelihatannya ada 7 perusahaan swasta yang dapat disposisi adalah itu sementara," kata dia di Kantor Kemenko Perekonomian, hari ini.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom