Menuju konten utama

Harapan Warga Tergusur Jakarta: Gubernur Berhati Nurani

Warga korban penggusuran Pasar Ikan, Penjaringan Jakarta Utara tidak mempermasalahkan siapapun pemimpin Jakarta terpilih, yang penting ia harus berhati nurani.

Harapan Warga Tergusur Jakarta: Gubernur Berhati Nurani
Warga beraktivitas di rumah susun (rusun) Penjaringan yang mengalami kerusakan di Tanah Pasir, Jakarta, Rabu (14/12). Rusun Blok E, F dan G Penjaringan telah ditinggalkan peghuninya sejak Juli 2016 menyusul adanya rencana revitalisasi dari Pemprov DKI. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah.

tirto.id - Warga korban penggusuran di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara berharap, siapapun gubernur terpilih nanti mereka ingin pemimpin yang berhati nurani.

"Jangan biarkan rakyat sengsara. Kami tinggal di negara kami sendiri. Kami juga bayar pajak, tetapi pemerintah menuduh kami warga liar. Harusnya gubernur bertindak dengan hati nurani," kata Adi di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (19/4/2017), seperti diberitakan Antara.

Pemerintah DKI Jakarta meminta warga Kampung Akuarium pindah ke Rusunawa Marunda di Cilincing, Jakarta Utara. Namun, lokasi baru itu relatif jauh, berjarak lebih dari dua puluh kilometer dari tempat tinggal warga sebelumnya.

"Kami susah bekerja karena mata pencaharian kami di sekitar sini," tutur Adi yang sudah tinggal di Pasar Ikan sejak tahun 1982.

Warga lain, Kasmudi berharap Gubernur DKI Jakarta terpilih akan mengembalikan lingkungan tempat tinggal mereka seperti sebelumnya.

"Kami mau dipulihkan seperti semula. Sejak digusur sampai sekarang kami tinggal di gubuk tenda dan sangat sulit mencari pekerjaan," ujar Kasmudi.

Kasmudi melanjutkan, penggusuran bahkan membuat salah satu anaknya terpaksa berhenti kuliah walau sudah menginjak semester delapan.

"Anak saya yang sudah semester delapan itu sekarang bekerja. Jujur saja hati kami sakit karena pemerintah DKI menggusur kami tanpa kompromi, tanpa ganti rugi," kata Kasmudi, yang sudah tinggal di kawasan Pasar Ikan selama 35 tahun sebelum rumah dan tempatnya berdagang diruntuhkan pemerintah daerah.

Dia tidak lagi bisa memberikan pendidikan layak bagi tiga buah hatinya yang masih sekolah karena saat ini hanya bekerja sebagai pedagang soto kecil yang berjualan di sekitar tenda tempat tinggalnya.

Warga korban penggusuran di Penjaringan, Jakarta Utara, sebenarnya tidak mempermasalahkan siapa yang akan menjadi Gubernur DKI nantinya. Mereka hanya berharap pemimpin yang memiliki hati nurani.

Adapun, warga korban penggusuran di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, kebanyakan masuk dalam daftar pemilih tetap yang terbagi di dua tempat pemungutan suara yaitu TPS 16 dan 17 pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta tahap kedua.

Total DPT TPS 16 adalah 588 orang, dengan jumlah pemilih laki-laki 318 orang dan perempuan 270. Para pemilih itu berasal dari RW 4, 5 dan 18.

Sementara total DPT TPS 17 adalah 422, yaitu laki-laki 222 orang dan perempuan 200 orang dari RW 1, 4 dan 12. Antusiasme pemilih di TPS ini terbilang tinggi. Sejak dibuka sampai sekitar pukul 10.00 WIB, setengah dari total DPT sudah memberikan suaranya.

"Iya, ini antusiasmenya tinggi. Mungkin karena mereka banyak yang menjadi korban gusuran," ujar Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 17, Ichwan.

Baca juga artikel terkait PILGUB DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra