tirto.id - Dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, kita tidak hanya diminta berhati-hati terhadap perkara yang bisa membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Tetapi juga menjauhi hal-hal tertentu.
Mengutip buku Tuntunan Ibadah Pada Bulan Ramadan yang diterbitkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah (2019:21), ada tiga hal yang harus dijauhi selama berpuasa, yaitu berkata atau menyampaikan ucapan yang tidak sesuai ajaran Islam, berkumur atau istinsyaq secara berlebihan, dan mencium istri di siang hari jika tidak mampu menahan syahwat.
Menghindari Ucapan yang "Menghapus" Pahala Puasa
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan suka mengerjakannya, maka Allah tidak memandang perlu orang itu meninggalkan makan dan minumnya.” [HR. al-Khamsah].
Puasa sendiri bermakna menahan. Dalam "Shiyam dan Shaum (Puasa Berganda)" Quraish Shihab menyebutkan, kata shaum dalam Alquran dimaknai sebagai menahan diri tidak mengucapkan sesuatu yang tidak berguna walau sesuatu itu benar.
Nabi Muhammad sendiri mengajarkan, jika ada seseorang yang berpuasa, maka ia tidak diperkenankan untuk berkata kotor atau berbuat gaduh. Jika ada yang memarahi kita, atau memaki, maka kita hendaknya menjawab, "saya sedang berpuasa". Inilah yang dapat dimaknai sebagai shaum di atas.
Meskipun ada kesempatan untuk berkata kotor atau hal lain, yang diminta Rasulullah dari kita adalah menahan, seperti hakikat puasa. Dalam pengembangannya, yang diharapkan tentu bukan hanya sekadar perkataan yang dikendalikan, tetapi juga perbuatan seperti berbohong, memfitnah, menipu, berkata kotor, mencaci maki, mengganggu orang lain, berkelahi, dan juga segala perbuatan yang tercela.
Berkumur dan Menghirup Air Berlebihan
Berkumur yang dilakukan secara berlebihan juga perlu dijauhi supaya tidak membatalkan puasa akibat air yang bisa masuk ke dalam tubuh. Demikian pula dengan menghirup air dari hidung.
Dalam "Delapan Hal yang Membatalkan Puasa" oleh M. Ali Zainal Abidin, puasa seseorang bisa menjadi batal jika ada benda yang masuk ke dalam salah satu lubang yang berpangkal pada organ bagian dalam (jauf), seperti mulut, telinga atau hidung. Kejadian itu membatalkan puasa, jika benda masuk karena sengaja.
Oleh karenanya, berkumur dan istinsyaq ketika berpuasa berbeda dengan pada hari-hari lainnya. Seseorang hendaknya tidak terlalu bersemangat, sehingga air masuk ke dalam lubang tubuh, baik mulut atau hidung.
Diriwayatkan dari Laqith bin Saburah, ia bertanya kepada Nabi Muhammad tentang wudu. Ia dijawab, "Ratakanlah air wudu dan sela-selailah jari-jarimu, dan keraskanlah dalam menghirup air dalam hidung, kecuali jika engkau sedang berpuasa.” [H.R. al-Khamsah].
Mencium Pasangan Hingga Menimbulkan Syahwat
Perkara mencium pasangan di siang hari pada saat berpuasa juga dikhawatirkan bisa membatalkan jika seseorang tidak mampu menahan syahwat. Sebagai catatan, perkara ini tidak serta merta bisa membuat puasa langsung menjadi batal.
Tentang hal ini, terdapat riwayat dari Aisyah, bahwa kuncinya, ketika mencium adalah mencium karena alasan cinta, bukan syahwat. Ia berkata, "Pernah Rasulullah saw mencium dan merangkul saya dalam keadaan berpuasa. Tetapi beliau adalah orang yang paling mampu menahan nafsunya."[HR. al-Jama‘ah dan anNasa’i].
Dalam "Tiga Hal Ini Harus Dihindari Saat Berpuasa", dikutip komentar ‘Izzuddin Ibnu ‘Abdul Salam dalam Maqashid al-Shaum membuat kesimpulan bahwa orang yang tidak kuat menahan syahwat dan dikhawatirkan puasanya akan batal, lebih baik tidak mencium istri pada saat puasa.
Namun bila orang tersebut mampu menahannya, seperti orang yang sudah tua, dibolehkan bagi mereka mencium istri di siang hari pada bulan Ramadan.
Editor: Fitra Firdaus