Menuju konten utama

Hadapi El Nino, Indonesia Harus Perkuat Swasembada Beras

Indonesia diminta memacu produksi pangan dalam negeri untuk menghadapi anomali cuaca seperti El Nino.

Hadapi El Nino, Indonesia Harus Perkuat Swasembada Beras
Pekerja mengangkut padi ke dalam bak truk saat panen di area persawahan desa Ngasem, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (4/3/2023). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.

tirto.id - Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian mengingatkan bahwa harga beras di Vietnam dan Thailand mengalami kenaikan. Hal tersebut diakibatkan oleh fenomena El Nino yang akan terjadi mulai dari Agustus hingga September 2023 mendatang.

"Saat ini harga beras di Thailand dan Vietnam sudah mengalami kenaikan akibat El Nino, bahkan harga di Vietnam saat ini hampir seperti tahun 2011," ucap Eliza saat dihubungi Tirto, Minggu (23/7/2023).

Kemudian, Eliza menekankan pentingnya swasembada dengan memanfaatkan berbagai kekayaan alam dan juga petani yang banyak di tanah air. Maka dari itu, Indonesia perlu mengoptimalkan hal tersebut agar produksi dalam negeri melimpah.

"Semestinya bisa mengoptimalkan produksi dalam negeri. Namun kita lihat kebijakan pemerintah yang tidak mendukung petani," bebernya.

Lebih lanjut, Eliza mengatakan Indonesia pada 3 tahun yang lalu diberkahi dengan iklim yang kondusif untuk bertani. Namun, meski diberkahi iklim yang kondusif, produksi padi dalam negeri relatif tetap dan tidak berlimpah.

"3 tahun yang lalu seperti 2020 hingga 2022, iklim Indonesia diberkahi iklim yang kondusif untuk bertani, namun produksi padi relatif tetap. Rata-rata tukar petani pada tahun-tahun tersebut berada dibawah angka 100, yang artinya petani merugi," jelasnya.

"Petani sebagai makhluk ekonomi sudah tentu tidak minat berproduksi lebih karena bertani malah memberikan kerugian," sambungnya.

Eliza juga kembali mengingatkan bahwa Indonesia perlu menggencarkan swasembada pangan. Hal ini dilakukan agar tidak selalu bergantung terhadap impor. Sebab, ini nantinya juga berpengaruh terhadap stabilitas perekonomian dan sosial masyarakat.

"Jangan sampai kita semakin bergantung karena tergiur harga impor yang lebih murah sehingga petani dalam negeri kalah bersaing. Jika kita bergantung terhadap impor dari negara lain, saat negara lain terkena krisis, hal tersebut akan langsung berdampak kepada stabilitas dalam negeri," ujarnya.

Menurut Eliza, saat ini para eksportir beras hanya lebih mementingkan kebutuhan dalam negerinya akibat cuaca yang tidak menentu seperti El Nino.

"Indonesia jika sangat mengandalkan impor, tentu akan gigit jari, tidak berdaya. Untunglah masih ada petani di dalam negeri yang masih mau bertani meski tidak didukung secara penuh," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait ANTISIPASI EL NINO atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Fahreza Rizky