Menuju konten utama

Gunung Bromo Dibuka, Protokol Kesehatan Ketat akan Diberlakukan

Objek wisata Gunung Bromo akan dibuka perdana saat new normal, protokol kesehatan ketat akan diberlakukan.

Gunung Bromo Dibuka, Protokol Kesehatan Ketat akan Diberlakukan
Papan rambu dalam tiga bahasa terpasang di kawasan Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/wsj.

tirto.id - Kasus positif COVID-19 di Jawa Timur sudah mencapai angka 12.118 orang pada Selasa (30/6/2020), sehingga dua objek wisata yang akan dibuka perdana yakni Gunung Bromo dan Pantai Bentar akan memberlakukan protokol kesehatan secara ketat.

Penutupan aktivitas wisatawan di kawasan Bromo Tengger telah dilakukan sejak 19 Maret 2020 akibat pandemi COVID-19.

Berdasarkan data dari akun twitter resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (DISKOMINFO JATIM), dari 12.118 kasus tersebut, jumlah meninggal dunia adalah 928 pasien, 6.783 orang dirawat, dan 4.199 pasien dinyatakan sembuh.

Jumlah ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur menduduki angka kematian tertinggi akibat COVID-19 setelah Ibu Kota Jakarta.

Tidak hanya roda ekonomi yang digantungkan oleh warga setempat dari wisatawan Gunung Bromo, kegiatan seperti Ritual Kasada masyarakat Tengger juga harus dibatasi, demi menurunkan potensi penularan COVID-19, demikian seperti dikutip dari Antara.

Sehubungan dengan hal tersebut, Bupati Probolinggo, P. Tantriana Sari menindaklanjuti keputusan dari Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pusat.

Tindak lanjut itu meliputi pemberlakukan sosialisasi, pendampingan, dan vitasi atau kunjungan sebelum membuka wisata Gunung Bromo dan Pantai Bentar saat pembukaan perdananya, begitu pula tempat wisata di Kabupaten Probolinggo lainnya juga akan dipersiapkan secara selektif.

“Untuk sekarang kami masih selektif membuka kawasan pariwisata di Kabupaten Probolinggo, seperti Gunung Bromo,” ujar dr Anang Budi Yoelijanto, Juru Bicara Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo.

Pembukaan tempat wisata yang selektif akan dibarengi dengan persiapan pelengkapan wisata lainnya seperti, hotel, restoran pemilik jeep maupun kuda.

Persiapan tersebut berupa sosialiasasi protokol kesehatan dan regulasinya kepada pemilik jeep dan kuda.

Tidak hanya itu, di beberapa hotel juga bakal dijadikan titik pengawasan, dan restoran dijadikan percobaan untuk tatanan normal baru.

Begitu pula dengan aktivitas Ritual Kasada yang tetap terlaksana mengingat ritual tersebut sudah biasa dilaksanakan setiap tahunnya. Bedanya, ritual tahun ini tidak dibuka untuk wisatawan.

Sebelumnya, penerapan protokol kesehatan bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Gunung Bromo dengan ketinggal 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) tengah dilakukan oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sebagai pengelola wisata Gunung Bromo.

Protokol kesehatan tersebut berupa membuka wisata dengan sistem satu perjalanan.

“Tim kami sedang menyiapkan prosedur standar wisata pada normal baru. Membuka wisata dengan sistem satu perjalanan akan menjadi tahap awal,” kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS Sarif Hidayat.

Baca juga artikel terkait GUNUNG BROMO atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno