Menuju konten utama

Gunung Anak Krakatau Naik Status Siaga Level 3: Warga Harap Tenang

Masyarakat maupun wisatawan tidak diperbolehkan melakukan aktivitas pendakian atau berada dalam radius 5 kilometer dari Kawah Aktif.

Gunung Anak Krakatau Naik Status Siaga Level 3: Warga Harap Tenang
Aktivitas Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Banten, Kamis (27/12/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Gunung Anak Krakatau dinyatakan naik status menjadi Siaga (Level III) terhitung pada Minggu, 24 April 2022 pukul 18.00 WIB. Hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental dari Badan Geologi.

"Hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan dan tingkat aktivitas G. Anak Kraktau dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III)," demikian Badan Geologi melalui keterangan tertulis, Senin (25/4/2022).

Mengingat tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau berada pada Level Siaga, Badan Geologi mengingatkan masyarakat maupun wisatawan agar tidak diperbolehkan melakukan aktivitas pendakian atau berada dalam radius 5 kilometer dari Kawah Aktif.

Badan Geologi akan terus berkordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) daerah terkait, dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau.

“Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi G. Krakatau yang akan menyebabkan tsunami, serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD setempat," ucapnya.

Sebelum status Gunung Anak Krakatau naik jadi siaga, pada 23 April 2022 sekitar pukul 12.19 WIB teramati lava mengalir masuk ke laut.

Hasil estimasi energi seismik saat ini teramati meningkat tajam bersamaan dengan membesarnya amplitudo tremor menerus dan semakin intensnya kejadian erupsi yang menerus.

Peningkatan ini diikuti pula dengan hasil pengukuran deformasi yang menunjukkan fluktuasi pola inflasi dan deflasi.

Data emisi SO2 berdasarkan pantauan satelit Sentinel-5 (Tropomi) menunjukkan emisi SO2 mulai teramati pada 14 April dengan SO2 sebesar 28,4 ton per hari.

Dalam beberapa hari terakhir aktivitas Gunung Anak Krakatau terus meningkat. PVMBG pun kemudian mengumumkan status Gunung Anak Krakatau siaga, dan menyampaikan potensi bahaya dari aktivitas gunung api di Selat Sunda tersebut.

Untuk informasi dapat menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (022) 7272606 di Bandung (Provinsi Jawa Barat) atau Pos Pengamatan G. Krakatau (0254) 651449 atau 085846324506 di Pasauran (Provinsi Banten).

Baca juga artikel terkait GUNUNG ANAK KRAKATAU atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz