Menuju konten utama

Gunung Agung Semburkan Asap Tanda Pergerakan Magma Meningkat

Keluarnya asap uap air dari puncak Gunung Agung menandakan indikasi magma sudah semakin ke atas untuk mendobrak katup penutup kepundan.

Gunung Agung Semburkan Asap Tanda Pergerakan Magma Meningkat
Warga memotret asap yang mulai mengepul dari kawah Gunung Agung dari Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (19/9/2017). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

tirto.id - Gunung Agung yang kini telah ditetapkan berstatus Awas masih mengeluarkan semburan uap air dari kawah gunung tersebut sejak Minggu (24/9/2017). Pantauan ini dipaparkan Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM Gede Suantika.

"Status Gunung Agung yang sudah level IV (Awas) sejak kemarin mengeluarkan semburan uap air atau asap putih setinggi 200 meter. Itu artinya pemanasan air di bawah dengan magma semakin meningkat," kata Suantika di Pos Pengamatan Gunung Agung di Rendang, Karangasem, Bali, Senin (25/9/2017).

Ia menuturkan, keluarnya uap air menandakan indikasi magma sudah semakin ke atas untuk mendobrak katup penutup kepundan. Di samping itu, jumlah kegempaan juga dilaporkan semakin banyak dan kuat.

"Dari pengamatan memang terjadi intensitas kegempaan semakin meningkat. Jumlah kegempaan vulkanik dangkal, seperti hari Minggu (24/9/2017) yang semakin meningkat dibandingkan pada hari Sabtu (23/9/2017),” papar Suantika sebagaimana diwartakan Antara.

Dikatakan, kegempaan di kawah semakin meningkat. Namun, gempa vulkanik dalam, agak menurun dari dua hari lalu dibandingkan sehari sebelumnya. Intensitas gempa yang meningkat itu justru berasal dari vulkanik dangkal.

"Tekanan magma sudah semakin ke atas. Dan dengan kegempaan itu serta semburan uap air menandakan magma sudah semakin ke atas," ujar pria asal Kabupten Buleleng itu.

Laporan dari Pos Pengamatan Gunungapi Agung menyebutkan pada Senin (25/9/2017) pada periode pengamatan pukul 24.00 hingga pukul 06.00 WITA, bahwa kegempaan vulkanik dangkal jumlahnya sebanyak 102, amplitudo 2-4 mm dan durasi 10-15 detik. Sedangkan vulkanik dalam jumlahnya 125, amplitudo 4-8 mm, S-P : 1.5-2.5 detik, durasi 15-30 detik. Begitu juga tektonik lokal jumlahnya 14, amplitudo 6-8 mm, S-P : 5-7 detik, durasi 30-60 detik.

Sementara itu, Gunung Agung dengan ketinggian 3.142 mdpl, di Kabupaten Karangasem, saat ini visual gunung kabut 0-I hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Begitu juga kondisi cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 22-23 C dan kelembaban udara 87-88 persen. Volume curah hujan sembilan mm per hari.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat tambahan 4.931 orang pengungsi Gunung Agung yang sudah mengungsi di sejumlah tempat aman yang berada di 238 titik pengungsian yang tersebar ditujuh kabupaten/kota di Bali.

"Data sementara total jumlah pengungsi Gunung Agung hingga saat ini tercatat 34.931 jiwa. Saya perkirakan jumlah pengungsi ini akan terus bertambah karena belum semua pengungsi terdaftar," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Nugroho, dalam siaran persnya, di Klungkung, Bali.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari