Menuju konten utama

Guido Baracchi: Tokoh Komunis yang Kukuh, Penuh Warna dalam Asmara

Ia berasal dari keluarga kaya raya yang mengabdikan dirinya demi komunisme.

Guido Baracchi: Tokoh Komunis yang Kukuh, Penuh Warna dalam Asmara
Ilustrasi Guido Baracchi. tirto.id/fiz

tirto.id - Perkenalkan: Guido Baracchi. Nama lengkapnya: Guido Carlo Luigi Baracchi. Dia seorang komunis dengan selera borjuis. Dan yang lebih menarik lagi dari kisah hidupnya: petualangan cinta Baracchi sama bergelombangnya dengan cita-citanya untuk mendirikan masyarakat tanpa kelas.

Baracchi lahir di South Yarra, Melbourne, Australia, pada 11 Desember 1887. Ayahnya seorang astronom ternama keturunan Italia, Pietro Baracchi, yang juga dijuluki “Nabi Cuaca”. Ibunya bernama Kate, putri keluarga tukang daging kaya raya di Victoria.

Dengan latar belakang kedua orangtua seperti itu, Baracchi dibesarkan dengan tradisi borjuis kental. Ia pun tidak berupaya menutupi fakta tersebut, sebagaimana diakuinya dalam wawancara dengan Australian Left Review edisi 1971 berjudul "The Making of a Communist: an Interview With Guido Baracchi".

“[...S]aya dibesarkan di lingkungan borjuis ini. Saya masuk taman kanak-kanak bersama Dick Casey. Bersekolah di Melbourne Grammar School ketika Stanley Bruce menjadi kapten dan berada di Universitas Melbourne ketika Menzies masih di sana.”

Kelak, Dick Casey meninggal di usia muda, tapi ia sempat menjadi bintang Victorian Football League (VFL) dan legenda klub South Melbourne. Sementara Stanley Bruce dan Robert Menzies sama-sama pernah menjadi Perdana Menteri Australia. Khusus Menzies, ia adalah lawan politik Baracchi selama bertahun-tahun karena pandangan politiknya yang liberal.

Ketertarikan Baracchi dengan komunisme bermula pada 1910, ketika Partai Buruh memenangkan pemilihan federal di Persemakmuran untuk pertama kalinya. Ia makin mantap menentukan arah ideologinya ketika mengunjungi Eropa pada 1913. Sekembalinya ke Melbourne usai Perang Dunia I, ia aktif berkecimpung dalam arus utama gerakan anti-perang di Australia.

Perannya sebagai propagandis dalam gerakan tersebut tak hanya menyebabkan relasinya dengan pihak Universitas Melbourne —ia kuliah di jurusan Seni dan Hukum—menjadi bermasalah. Ia bahkan sempat dijebloskan ke penjara pada tahun 1918. Ketika itu ia tergabung dalam gerakan International Industrial Workers dan bertindak sebagai editor untuk surat kabar mereka, Solidarity. Berbagai kritiknya di surat kabar tersebut dianggap terlalu keras menyerang otoritas.

Namun, Baracchi tetap pada pendiriannya. Tahun 1920, ia menjadi salah satu pendiri Partai Komunis Australia (Communist Party of Australia, CPA) dan kembali mendapat peran sebagai editor untuk jurnal partai tersebut, Proletarian Review.

Pada 1921, ia kembali ke Eropa, bergabung dengan Partai Komunis Jerman (Kommunistische Partei Deutschlands, KPD), dan menjadi editor untuk jurnal berbahasa Inggris mereka, Inprecor. Sepanjang periode 1926-1929, Baracchi menjadi pengajar studi ekonomi di Victorian Labor College.

Petualangan hidup Baracchi berlanjut setelah ia tinggal di Uni Soviet selama setahun (1933-1944) dan bekerja sebagai penerjemah di sana. Ironisnya, ketika ia kembali ke Australia, Baracchi dikeluarkan dari CPA karena dianggap sebagai Trotskyis. Baracchy pun pindah ke Syndey, bekerja menjadi editor jurnal Communist Review dan bergabung dengan Partai Buruh Australia (Australian Labor Party, ALP).

Idealis dalam Ideologi, Labil dalam Percintaan

Lesbia Venner Harford lahir pada 9 April 1891 di Brighton, Melbourne. Ia adalah putri dari Edmund Joseph Keogh, seorang bankir kaya, dan ibunya, Helen Beatrice, masih keturunan keluarga Earl of Drogheda—gelar kebangsawanan di Irlandia. Namun, sekitar tahun 1900-an, keluarga ini jatuh miskin dan harus pindah ke Australia Barat. Lesbia pun harus belajar menjadi petani.

Lesbia dididik dalam tradisi Katolik, sesuatu yang tidak ia senangi. Pada 1912, dengan mulai membaiknya kondisi keuangan keluarga, Lesbia dapat kuliah di University of Melbourne dan mengambil studi hukum lulus empat tahun kemudian. Di sanalah ia kemudian berkenalan hingga menjalin relasi dekat dengan Baracchi. Keduanya sama-sama berpartisipasi aktif dalam demonstrasi anti-perang dan anti-wajib militer.

Kehadiran Lesbia sangat memengaruhi beberapa keputusan politik Baracchi. Salah satunya adalah bagaimana ia mendorong Baracchi untuk bergabung dengan International Industrial Workers—organisasi pertama yang membuat Baracchi terjun langsung ke dalam kerja-kerja politik yang lebih nyata.

Dengan “jasa” seperti itu, tak heran jika Baracchi sempat menyebut Lesbia sebagai perempuan “di atas segalanya” sehingga ia “dapat menemukan cara yang tepat untuk menuju gerakan revolusioner kelas pekerja”. Namun, yang terjadi kemudian, pada 17 Januari 1918, Baracchi justru menikah dengan seniman bernama Kathleen Tobin.

Sepanjang empat tahun menikah dengan Tobin, Baracchi diam-diam juga menjalin relasi lain bersama Katharine Susannah Prichard, seorang novelis pilih tanding yang juga turut mendirikan CPA. Dari Prichard-lah Baracchi kerap mendapat suplai bacaan, terutama soal Marxisme, di awal-awal kerja politiknya.

Pada 1922, Baracchi bercerai dari Tobin, pun tak lagi menjalin romansa bersama Prichard. Ada wanita baru dalam kehidupannya: Harriett Elizabeth 'Neura', seorang perancang busana papan atas di Australia.

Saat mereka liburan ke Eropa, keduanya turut memutuskan menikah di St Giles, London, Inggris pada 29 Maret 1923. Setahun setelahnya, Baracchi juga menjadi anggota Partai Komunisme Britania Raya ("Communist Party of Great Britain", CPGB) pada 1924.

Sekembalinya ke Melbourne, Baracchi terlibat konflik dengan para petinggi CPA hingga berujung pemecatan dirinya sebagai anggota CPA dengan tuduhan telah menyebarkan “narasi pemikiran sayap kanan”. Baracchi menerima keputusan tersebut dan ia pun menjadi pengangguran.

Namun, itu bukan masalah bagi Baracchi. Dengan kekayaan orangtuanya dan koneksi yang dimiliki mereka, Baracchi justru mengajak Neura plesiran mewah ke Asia. Sepulangnya dari pelesiran tersebut, posisi sebagai pengajar studi bidang ekonomi sudah menantinya di Victorian Labor College. Baracchi pun mengajar di sana hingga 1929.

Pada 1932, Baracchi kembali ke terdaftar menjadi anggota CPA setelah kedua pihak sepakat rekonsiliasi. Ia pun dipercaya mengambil beberapa dokumen rahasia ke Uni Soviet (Leningrad dan Moskow). Sepanjang 21 hari di Soviet, Baracchi ditemani oleh seorang “istri de facto” yang bernama Betty Roland, seorang penulis lakon yang cukup kesohor di Australia.

Setahun kemudian, Baracchi dan Betty kembali ke Uni Soviet. Namun, kali ini bukan lantaran suatu tugas atau pekerjaan, melainkan karena mereka memang ingin menetap bersama di sana. Baracchi bekerja sebagai penerjemah di Co-Operative Publishing Society, sementara Betty menjadi jurnalis di Moscow Daily News. Dua tahun setelahnya, mereka kembali ke Australia dan menetap di Melbourne.

Tak lama saja mereka tinggal di Melbourne, sebelum akhirnya pindah ke Sydney karena Baracchi mendapat tawaran menjadi editor jurnal Communist Review yang berlokasi di sana. Setibanya di Sydney, Baracchi membeli sebidang tanah untuk membangun rumah dengan gaya khas arsitektur Walter Burley Griffin. Mereka berdua memang sama-sama mengagumi arsitek asal Amerika tersebut.

Tapi, apa boleh bikin, sejak tahun 1942, hubungan keduanya mulai berantakan dan mereka pun memutuskan berpisah. Di usia yang sudah mencapai 59 tahun, Barracy rupanya masih kepincut untuk menjalin relasi baru. Pada 22 Agustus 1946, ia kembali menikahi wanita lain, seorang perawat bernama Ula Gray.

Pada fase ini, pandangannya tentang komunisme mulai mengalami sedikit pergeseran. Jika dulu bersama rekan-rekannya di CPA memandang komunisme lebih sebagai ideologi perlawanan terhadap Nazi, dan karena itu cenderung fanatik terhadap Stalin, kini Baracci cenderung mengadaptasi ide-ide Marxis dengan kecenderungan Trotskyis.

Baca juga:Menghapus Bayang-Bayang Stalin

Dia pun kembali (di)keluar(kan) dari CPA, lalu bergabung dengan ALP. Di sana, ia dengan gigih terus mempengaruhi kebijakan partai agar lebih memiliki tujuan sosialis yang lebih eksplisit, dapat mengontrol buruh dalam industri, serta menjadi oposisi aktif terhadap keterlibatan Australia dalam perang di Vietnam.

“Dia percaya bahwa Stalinisme adalah kekacauan bagi sosialisme dan memiliki konsekuensi yang tak terelakkan. Dia tetap seorang kiri, percaya pada hak-hak kelas pekerja, dan menentang perang serta wajib militer,” ujar Jeff Sparrow, biografer Baracchi yang menulis buku Communism: A Love Story.

Infografik Guido Carlo Luigi Baracchi

Pada 14 Juli 1962, Baracchi kembali menikah untuk yang ketiga kalinya dengan seorang artis, Ethel Victoria, putri Karl Reginald Cramp, setelah bercerai dari Gray. Baracchi sudah 75 tahun saat itu.

Selang 13 tahun kemudian, dalam usia 88 tahun, Baracchi meninggal akibat keletihan usai membagikan kartu pemilihan suara kepada orang-orang agar memilih Gough Whitlam, calon petahana dari Partai Buruh. Whitlam kalah oleh Malcolm Fraser dari Partai Liberal, sekaligus menandai berakhirnya periode kalangan kiri-radikal dalam spektrum politik Australia selamanya.

Sparrow mengenang Baracchi sebagai pribadi yang paradoksal. Di satu sisi, ia adalah seorang revolusioner yang betul-betul menyelami Marxisme hingga mendedikasikan seluruh waktunya untuk menyebarkan ajaran tersebut dalam kancah perpolitikan Australia.

Di sisi lain, wabilkhusus dalam bab percintaan, Baracchi begitu mudah terombang-ambing dengan pendiriannya. “Kebanyakan kisah percintaannya berakhir buruk. Dia dapat mudah jatuh cinta dengan wanita lain dan meninggalkan yang sebelumnya. Kabar baiknya, ia tetap berhubungan baik dengan mereka semua."

Pada akhirnya, cinta sejati Baracchi adalah komunisme, demikian kesimpulan Sparrow. "Komunismelah yang menjadi cinta abadi Guido: sebuah visi dunia yang berbeda, yang kemudian melebur ke dalam jiwa dan tinggal bersamanya sepanjang hayat."

Baca juga artikel terkait KOMUNIS atau tulisan lainnya dari Eddward S Kennedy

tirto.id - Politik
Penulis: Eddward S Kennedy
Editor: Maulida Sri Handayani