Menuju konten utama

Goldman Sach Prediksi Indonesia Tumbuh 5,3 Persen di 2017

Kinerja moncer perekonomian Indonesia selama 2016 kemarin mendorong optimisme Goldman Sach Regional Asia Pasifik terhadap proyeksi di tahun ini. Sejumlah faktor penghambat pertumbuhan memang masih ada, tapi Indonesia diperkirakan bisa mengatasinya dan mampu mencapai pertumbuhan 5,3 persen di 2017.

Goldman Sach Prediksi Indonesia Tumbuh 5,3 Persen di 2017
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) dan Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi (kanan) berjalan sebelum paparan realisasi pelaksanaan APBNP 2016 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (3/1). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean.

tirto.id - Kinerja moncer perekonomian Indonesia selama 2016 kemarin mendorong optimisme Goldman Sach Regional Asia Pasifik terhadap proyeksi di tahun ini. Sejumlah faktor penghambat pertumbuhan memang masih ada, tapi Indonesia diperkirakan bisa mengatasinya.

“Kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini (Indonesia) bisa tumbuh 5,3 persen atau lebih baik dari kondisi tahun ini yang hanya 5 persen,” kata Kepala Ekonom Goldman Sach Regional Asia Pasifik, Andrew Tilton sebagaimana dikutip oleh Bloomberg pada Selasa (3/1/2017).

Tilton berpendapat pertumbuhan sebesar itu bisa tercapai asal Indonesia mampu mengantisipasi tekanan defisit fiskal serta sensitivitas rupiah terhadap arus modal dan kebijakan Amerika Serikat. “Tapi kami tetap optimistis terhadap Indonesia,” kata Tilton.

Sebagai catatan, optimisme Tilton di atas juga muncul dalam analisis lembaga Fitch Rating, yang keluar Desember lalu, mengenai proyeksi ekonomi Indonesia di tahun 2017.

Analisis Tilton mengenai proyeksi pertumbuhan Indonesia di 2017 berdasar pada asumsi bahwa akan ada peningkatan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah di tahun 2017. Dia memperkirakan peningkatan itu akan terjadi setelah penutupan tax amnesty pada Maret mendatang.

Tilton berpendapat demikian karena pemerintahan Presiden Joko Widodo mampu mengantisipasi tekanan defisit fiskal di 2016 dengan mengoptimalkan program tax amnesty tahap kedua yang menghasilkan Rp104 triliun. Apalagi. Jokowi kerap menyatakan akan terus meningkatkan belanja pemerintah untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, bandara, pelabuhan dan rel kereta api.

Selain itu, Tilton mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang mengambil kesempatan dari rendahnya inflasi dan memangkas suku bunga acuan sebanyak enam kali selama 2016 untuk memacu pertumbuhan kredit dan kegiatan ekonomi.

Dia memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan dalam jangka waktu panjang demi menghindari risiko volatilitas mata uang sebagai akibat tingginya kepemilikan asing terhadap obligasi pemerintah, terutama sekali, selama periode trend penjualan aset di pasar negara-negara berkembang.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir 2016 memang sedang menunjukkan trend positif. Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyatakan ekomomi Indonesia mampu tumbuh 5 persen selama 2016. Artinya, ada perbaikan dibanding 2015 lalu yang hanya tumbuh 4,8 persen. “Pencapaian ini terbaik di antara negara-negara G20 dan negara berkembang lainnya yang mayoritas masih terpengaruh oleh pelambatan ekonomi global,” kata Sri pada Selasa (3/1/2017) kemarin sebagaimana dikutip antara.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hard news
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom