tirto.id - Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Maher Algadri membenarkan bahwa capres 02 Prabowo Subianto pernah bertemu dengan Budi Gunawan (BG). Kendati, klaim Maher, pertemuan tersebut tak membahas politik, namun hanya pertemuan biasa membahas keamanan.
"Kalau itu biasa saja, normal. Benar [ketemu], enggak ada yang ditutupi. Tapi enggak tahu [ketemu] di mana, tapi ya ketemu," kata Maher saat dihubungi wartawan, Kamis (27/6/2019) tengah malam.
Maher mengatakan bahwa pertemuan antara Prabowo dan BG bukan merupakan langkah rekonsiliasi dua kubu, melainkan hanya pertemuan biasa yang mungkin hanya membahas keamanan negara.
"Oh, enggak, ada hal-hal lain yang dia bicarakan. Ada hal yang dibicarakan. Dari segi security [keamanan] kali, bukan urusan Pak Jokowi dengan Pak Prabowo," katanya.
Maher membenarkan Prabowo pernah bertemu dengan BG, namun, tak menjelaskan di mana dan kapan pertemuan itu.
Maher Algadri merupakan salah satu konglomerat era Orde Baru yang menjadi kawan dekat Prabowo Subianto sejak kecil. Ia saat ini menduduki kursi Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.
Namanya pernah masuk dalam Paradise Papers. Kasus Paradise Papers menghebohkan sejumlah negara dan mengaitkan praktik pencucian uang sejumlah nama beken dunia, dari Ratu Elizabeth II hingga Facebook.
Dokumen yang disebut Paradise Papers ini adalah upaya investigasi global yang dikerjakan para wartawan yang tergabung dalam The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) untuk menyingkap aktivitas perusahaan cangkang (offshore) dari sejumlah orang dan perusahaan terkuat di dunia.
Dalam dokumen tersebut, nama Prabowo Subianto, Mamiek Soeharto, dan Tommy Soeharto, turut disebut. Prabowo pernah menjadi direktur dan wakil pimpinan Nusantara Energy Resources yang berkantor di Bermuda. Perusahaan yang terdaftar pada 2001 ini tercatat sebagai "penunggak utang" dan ditutup pada 2004.
Tommy disebut sebagai pimpinan Humpuss Group, pernah menjadi direktur dan bos dewan Asia Market Investment, perusahaan terdaftar di Bermuda pada 1997, yang ditutup pada 2000.
Sedangkan Mamiek adalah wakil presiden Golden Spike Pasiriaman Ltd serta pemilik dan pimpinan Golden Spike South Sumatra Ltd, bersama Maher Algadri, eksekutif Kodel Group, salah satu konglomerat terbesar Indonesia di zaman Soeharto. Dua perusahaan ini tercatat di Bermuda pada 1990 dan sekarang sudah ditutup.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Maya Saputri