Menuju konten utama

Gerindra Bandingkan Kondisi Ekonomi Usai Asian Games 1962 & 2018

Waketum Gerindra, Arief Poyuono berharap agar Indonesia tidak mengalami krisis ekonomi seperti pada tahun 1962 pasca penyelenggaraan Asian Games.

Gerindra Bandingkan Kondisi Ekonomi Usai Asian Games 1962 & 2018
Langit Gelora Bung Karno Sport Komplek dipenuhi kembang api acara seremonial penutupan Asian Games 2018, Jakarta, Minggu (2/9/2018). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono berharap, Indonesia tidak jatuh dalam krisis ekonomi pasca Asian Games, seperti yang terjadi pada 1962 silam.

Pernyataan itu disampaikan Arief menanggapi kebanggaan pemerintah atas suksesnya penyelenggaraan Asian Games 2018. Arif menganggap, klaim kesuksesan itu hal yang wajar. Akan tetapi, ia mengingatkan agar pemerintah tak berlebihan membanggakan itu.

"Jangan klaim kesuksesan Asian Gamesnya jadi politik mercusuar seperti tahun 1962. Habis itu datang krisis ekonomi dan krisis politik," kata Arief dalam pesan tertulis kepada Tirto, Rabu (5/9/2018).

Pada 1962 silam, Indonesia juga menjadi tuan rumah Asian Games. Saat itu, ajang olahraga terbesar di Asia itu digelar di DKI Jakarta.

Menurut Arief, Jokowi tidak masalah mengklaim keberhasilan Asian Games serta dampak pembangunan yang masif ia lakukan selama ini. Akan tetapi, ia menyebut masyarakat saat ini sudah bisa menilai ada atau tidaknya keberhasilan pemerintah dalam membangun ekonomi.

Arief juga menyinggung dampak tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan kehidupan maayarakat. Menurut Arif, pelemahan rupiah sudah berdampak pada naiknya harga-harga sembako.

"Klaim keberhasilan kepemimpinan Joko Widodo dalam bidang ekonomi akan dianggap omong kosong, karena nilai kurs rupiah sudah masuk angka Rp15 ribuan/dolar AS dan dibarengi kenaikan harga-harga sembako," kata Arief.

Baca juga artikel terkait ARIEF POYUONO atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo