Menuju konten utama
Korupsi E-KTP

Generasi Muda Partai Golkar Minta Setya Novanto Menyerahkan Diri

Langkah menjemput paksa Setya Novanto di kediamannya dinilai sudah tepat lantaran Ketua DPR RI itu kerap mangkir dari pemanggilan KPK.

Generasi Muda Partai Golkar Minta Setya Novanto Menyerahkan Diri
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto tiba untuk memimpin Rapat Pengurus Pleno DPP Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (11/10/2017). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Keberadaan Setya Novanto hingga saat ini masih belum diketahui usai penjemputan paksa tersangka perkara korupsi e-KTP itu di kediamannya sejak Rabu (15/11/2017) malam. Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) lantas meminta Ketua DPR RI itu untuk segera menyerahkan diri kepada KPK.

"Bersama ini kami ingin menyampaikan kepada SN [Setya Novanto] untuk segera menyerahkan diri," ujar Inisiator GMPG Ahmad Doli Kurnia pada Kamis (16/11/2017), seperti dilaporkan Antara.

Langkah menjemput paksa Setya Novanto di kediamannya, menurut Doli, sudah tepat lantaran Ketua Umum DPP Partai Golkar kerap mangkir dari pemanggilan KPK.

"Saya kira langkah yang ditempuh KPK untuk mendatangkan penyidik ke rumah SN [Setya Novanto] untuk menjemput paksa SN sudah tepat. Selama ini KPK sudah cukup sabar dan berusaha sangat bijak menyikapi perlawanan yang dilakukan SN," kata dia.

Doli mengatakan Setya Novanto sudah berulang kali mangkir dari pemanggilan KPK dengan berbagai macam alasan. Tidak hanya itu, kata dia, akhir-akhir ini perlawanan terhadap KPK pun dilakukan Novanto dengan sangat gencar.

"Bahkan serangan SN itu sudah juga melebar kepada institusi negara lainnya, termasuk kepada Presiden dan Wakil Presiden. Jadi alasan untuk menjemput paksa SN sudah sangat kuat," kata Doli.

Doli mengatakan raibnya Setya Novanto ketika disambangi penyidik KPK di kediamannya adalah sebuah tragedi bagi bangsa Indonesia.

Karenanya, GMPG kembali menegaskan kepada siapa pun pendukung Setya Novanto termasuk keluarga, juga kepada pimpinan DPP Partai Golkar yang selama ini sangat dekat dengannya untuk segera mengingatkan Ketua DPR itu untuk menyerahkan diri demi kepentingan bangsa, negara, termasuk untuk kepentingan diri dan keluarganya.

"Jangan biarkan SN menjadi musuh negara atau musuh rakyat, bila terus dibiarkan melakukan perlawanan. Dan demi menyelamatkan semuanya maka sudah jangan ditawar lagi, segera lah ganti SN dari Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar," kata Doli.

KPK melalui juru bicaranya, Febri Diansyah, sebelumnya juga telah meminta pada Setya Novanto untuk dapat menyerahkan diri.

"Secara persuasif kami himbau SN [Setya Novanto] dapat menyerahkan diri," ucap Febri di Jakarta, Kamis (16/11/2017). “Agar penanganan bisa kami lakukan semaksimal mungkin."

Kedatangan KPK ke rumah Novanto tidak lain untuk menjemput paksa. Namun, ketika KPK datang, Novanto tidak ada di kediamannya.

"KPK mendatangi rumah SN karena sejumlah panggilan sudah dilakukan sebelumnya namun yang bersangkutan tidak menghadiri," ungkap Febri.

Kini, tersangka kasus korupsi e-KTP itu pun terancam masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). "Kami akan menindaklanjuti [Novanto] dengan pencantuman di Daftar Pencarian Orang," kata Febri.

Sementara Setya Novanto tidak didapati di kediamannya, penyidik KPK kemudian hanya melakukan penggeledahan sejak Rabu malam hingga Kamis dini hari. Menurut kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi, para penyidik KPK hanya membawa rekaman CCTV pos penjagaan rumah.

Baca juga artikel terkait KORUPSI E-KTP atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari