tirto.id - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan bahwa pada Sabtu, (14/11/2020) pukul 22.32.32 WIB terjadi gempa tektonik di wilayah Selat Sunda.
Menurut Daryono, berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo 4,9.
Episenter gempa terletak pada koordinat 6,76 LS dan 105,11 BT tepatnya di laut pada jarak 96 kilometer arah Barat Daya Kota Pandeglang, Banten pada kedalaman 51 kilometer.
Penyebab gempa Selat Sunda
Daryono mengatakan, gempa yang terjadi tadi malam ini merupakan jenis gempa dangkal yang diakibatkan oleh aktivitas subduksi lempeng.
"Gempa ini jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng dimana Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dengan bidang kontak di bawah Selat Sunda sehingga terjadi deformasi/patahan batuan," katanya.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa berdasarkan sumber dan penyebabnya, maka gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Guncangan gempa dirasakan di beberapa wilayah, di antaranya,
Bayah, Cikesik, Ciptagelar, Panggarangan dengan MMI III atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Carita, Panimbang, Cimanggu, Labuan, Malingping dengan MMI II-III atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Cikotok, Rangkasbitung, Sawarna dengan MMI II atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa dan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Editor: Agung DH