tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 37 persen dari 271 korban tewas akibat gempa bermagnitudo (M) 5,6 di Cianjur, Jawa Barat, adalah anak-anak.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan data korban meninggal dunia dapat ditanyakan ke Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI. Ia tak bisa memastikan jumlah, identitas, dan alamat anak-anak yang meninggal akibat gempa tersebut.
“Jadi, memang banyak anak-anak... Mungkin pada saat awal-awal banyak kelompok usia 15 tahun ke bawah yang menjadi korban,” kata Suharyanto dalam konferensi pers daring, Rabu (23/11/2022).
BNPB mencatat hingga Rabu sore, sebanyak 40 orang masih belum ditemukan akibat gempa di Cianjur. “39 [orang di Kecamatan] Cugenang, satu di [Kecamatan] Warung Kondang,” kata Suharyanto.
Suharyanto melaporkan 2.043 orang luka-luka dan 61.908 masih mengungsi akibat gempa bumi di Cianjur.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan hingga Rabu pukul 15.00 WIB terjadi 171 gempa susulan setelah gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022).
BMKG memprakirakan gempa susulan di Cianjur akan berakhir pada 4-7 hari ke depan. Hal itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita dalam konferensi pers daring, Rabu.
Hasil analisis sementara BMKG menunjukkan tren gempa susulan (aftershock) semakin berkurang jumlahnya dan semakin berkurang kekuatannya.
Meski demikian, Dwikorita mengimbau masyarakat tetap waspada mengingat beberapa gempa susulan yang terjadi cukup dangkal atau dekat dengan permukaan. Hal itu mengakibatkan getaran gempa dapat dirasakan oleh masyarakat.
"Kenapa kuat? Karena jaraknya dekat, hanya 5 kilometer," kata dia.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan