tirto.id -
Gempa tersebut terjadi pada kedalaman 10 kilometer dengan pusat gempa berada di laut 884 kilometer arah Barat Daya Pulau Sumbawa.
BMKG juga menyebut gempa terjadi di koordinat 18,34 derajat Llntang Selatan (LS) dan 120,17 derajat Bujur Timur (BT).
Gempa tersebut juga dirasakan dalam skalaModified Mercalli Intensity (MMI) di Waingapu (skala III), Bima (skala III), Sumbawa (Skala III), dan Mataram (Skala II).
Hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut tentang dampak gempa yang terjadi di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sebelumnya melalui siaran tertulis BMKG mengatakan bahwa pada Sabtu (13/7/2019) pukul 00.01.57 WIB, juga terjadi gempa tektonik di Sumbawa dengan kekuatan 5,5 SR.
Hasil analisis BMKG menunjukan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan M=5,5 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,3. Episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 8,99 LS dan 117,82 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 70 km arah tenggara Kota Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 43 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, tampak bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng. Dalam hal ini Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah basemen Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda)," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme naik (thrust fault).
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di Sumbawa dalam skala intensitas V MMI, Bima, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, Lombok Timur dalam skala intensitas IV MMI, dan Kuta, Karangasem II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hingga pukul 00.30 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan kekuatan M=3,1 dan M=3,7.
BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi seperti akun Instagram atau Twitter @infoBMKG, serta website BMKG.
Editor: Agung DH