Menuju konten utama

Gelut DC vs. Marvel di Layar Lebar

Industri komik Amerika Serikat menyedot perhatian publik ketika film-filmnya naik ke layar lebar selama dua dekade terakhir. Komik mana yang lebih menghasilkan untung banyak di layar lebar, DC atau Marvel?

Gelut DC vs. Marvel di Layar Lebar
poster film x-men apocalypse. gambar/foxmovies.com

tirto.id - Will Eisner, seorang legenda komik dunia, pernah diwawancarai tentang masa depan komik modern. Ia berkata bahwa seni kartun, seni yang memperlakukan gambar secara impresionis, tidak akan hilang. Kartun akan terus mendapatkan perhatian, karena mampu membentuk ide sebagai sebuah gambar, dan gambar gambar ini adalah alat komunikasi yang terus hidup. Will Eisner benar. Komik menemukan rupa lainnya di layar kaca dengan para penggemarnya yang setia, terutama yang bertema superhero.

Film-film superhero mampu menembus box office dan menghasilkan ratusan juta dolar dari jutaan penonton di seluruh dunia. Dan, sejauh ini, film-film itu berasal dari dua studio komik Amerika Serikat, yaitu DC dan Marvel. Kedua studio ini mungkin memang seteru abadi, saling bersaing untuk menjadi studio komik terbaik di dunia. Tapi manakah di antara keduanya yang menang?

Dari jumlah total film yang dibuat, DC kalah jauh dari Marvel yang telah membuat film berdasarkan komik mereka. Sejauh ini ada 44 film yang dibuat berdasarkan komik Marvel sejak Howard The Duck pada 1986. Dari semuanya, ada 32 film yang mampu menembus keuntungan produksi 100 juta dolar. Rata-rata film Marvel bernilai 216,35 juta dolar. Sementara DC, baru ada 28 film yang diangkat dari komiknya mulai dari Superman and The Mole Man pada 1951. Lebih dari 14 film DC menembus rekor keuntungan 100 juta dolar.

Film-film DC mendapatkan 19 nominasi Oscar, dan memenangkan tiga kategori. Sementara Marvel mendapatkan 13 nominasi Oscar dan memenangkan salah satu kategorinya. Persaingan makin ketat tahun ini karena Marvel akan meluncurkan film Doctor Strange, sedangkan DC meluncurkan film Suicide Squad.

Bagaimana kompetisi DC dan Marvel sejauh ini?

Sejak dibeli lisensinya oleh Disney dengan nilai 4,4 miliar dolar, semakin banyak komik Marvel diangkat ke layar lebar. Akuisisi bersejarah ini terjadi pada 2008, dan setelahnya ada 20 film dibuat berdasar komik Marvel. Keuntungan dari 20 film ini mampu melunasi biaya akuisi tersebut. Pada 2014 keuntungan Disney naik 22 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai 48,8 miliar dolar.

Saham Disney sebelum mencapok Marvel hanya senilai 26 dolar, tetapi kini telah menembus angka 100 dolar per lembar saham. Disney memang menjadi salah satu pemilik industri hiburan tertinggi setelah mencaplok Pixar dan juga ESPN. Sedangkan rival Marvel yang kini dimiliki oleh Warner Brothers hanya membuat 13 film saja dalam satu dekade terakhir. Meski angka pendapatan dari 13 film ini tak mampu mengalahkan pendapatan total film Disney/Marvel 10 tahun terakhir, tetapi satu film mereka, The Dark Knight Rises, masih menjadi salah satu yang terbaik dalam hal pendapatan.

Ada dua film dengan pendapatan terbaik yang diperoleh Disney/Marvel yaitu The Avengers dengan nilai 1,5 miliar dolar dan Avengers: Age of Ultron dengan nilai 1,4 milyar dolar. Angka ini berada di atas pendapatan film The Dark Knight Rises yang dibuat Warner Brothers/DC yang hanya mendapat 1,1 miliar dolar. The Avengers memang menjadi film ketiga yang menjadi box office hit terbesar dalam sejarah. Ia hanya kalah oleh Titanic dan Avatar. Sementara itu, The Dark Knight Rises ada di peringat tujuh dunia.

Bloomberg menyebut tren film superhero ini tidak akan berhenti setidaknya sampai satu dekade ke depan. Namun, sejauh ini yang menjadi kekhawatiran rumah produksi adalah biaya pembuatan film yang terus meningkat. Film superhero tidak murah. Ongkosnya selalu naik karena kerap menggabungkan banyak bintang dalam satu film, seperti pada Justice League dan The Avengers yang diisi pemain-pemain mahal.

Meski banyak yang untung, banyak pula produksi film-film superhero yang buntung. Hulk yang dibuat Marvel pada 2003 misalnya, menelan biaya 137 juta dolar tetapi hanya mendapatkan pendapatan domestik senilai 132 juta dolar. Film DC Catwoman yang dibuat pada 2004 menghabiskan biaya 100 juta dolar, tetapi hanya mendapatkan pemasukan domestik 40 juta dolar. Bukan hanya rugi, Catwoman pun dianggap sebagai film buruk di hadapan para kritikus.

Baca juga artikel terkait FILM atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Film
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Maulida Sri Handayani