Menuju konten utama

Gejolak Baru Gojek

Sejak kelahirannya, layanan ojek berbasis aplikasi online, Gojek kerap menjadi buah bibir. Setelah menjadi sorotan karena perkembangan bisnisnya yang pesat hingga menjadi Unicorn, kali ini Gojek diterpa masalah dengan pengemudinya. Para pengemudi resah dengan sistem baru yang dikenakan oleh manajemen.

Gejolak Baru Gojek
Pengemudi ojek berbasis aplikasi online "gojek" . [TIRTO/Andrey Gromico]

tirto.id - Sabtu,13 Agustus 2016, para pengemudi Gojek resah. Perusahaan yang dipimpin oleh Nadiem Makarim ini mengeluarkan aturan baru bagi para pengemudi, mulai dari batasan tarif hingga perubahan aplikasi.

Aturan ini tentunya menyulut kekecewaan mereka. Para pengemudi mogok narik dan melakukan demonstrasi menolak aturan baru karena dianggap merugikan.

Salah satunya Cecep Ismail yang tak kuasa menahan kekecewaannya terhadap manajemen Gojek yang dinilainya tega mengeluarkan aturan baru yang sangat menekan pengendara tersebut. Sejak aturan baru dikeluarkan, para pengemudi yang merupakan mitra kerja Gojek, merasa dirugikan. Aturan baru itu dianggap sama sekali tidak memihak pengemudi Gojek.

Manajemen Gojek mengeluarkan aturan baru bagi para driver dengan mengganti aplikasi order dari versi 6.9 menjadi versi 1.0.101. Aturan itu juga mengatur batasan tarif per kilometer Rp2.000 dengan minium order jarak 2 kilometer . Aplikasi order itu menurut Cecep, juga menuntut kinerja pengemudi sesuai dengan perintah perusahaan. Kebijakan itu dianggap mempersulit para pengemudi untuk mendapatkan bonus harian.

Selain mempersulit para pengemudi untuk mendapatkan bonus, aplikasi order versi 1.0.101 yang baru itu juga diyakini mempersulit mendapatkan penumpang. Para pengemudi tak lagi leluasa mengambil order penumpang seperti sebelumnya.

Aplikasi order itu membatasi para pengemudi sesuai dengan wilayah mereka masing-masing. Misal, jika order itu ada di dekat wilayah Mal Pejaten Village, hanya pengemudi yang berada di dekat daerah itu saja yang bisa mengambil aplikasi dari penumpang. Pengemudi Gojek seperti Cecep pun pesimistis bisa mencapai kinerja maksimal di tengah jalanan Jakarta yang serba macet.

“Pengemudi kini tak diberikan kebebasan dalam memilih order,” ujar Cecep saat berbincang dengan tirto.id, Selasa (16/8)

Selain membatasi gerak para pengemudi untuk mengambil order dari penumpang, para pengemudi juga harus patuh dengan orderan yang datang dari perusahaan. Selama ini, misalnya pengemudi Gojek membawa penumpang dari Pasar Minggu menuju Depok, maka selanjutnya bisa mencari penumpang dengan tujuan arah balik. Namun hal itu kini tak bisa dilakukan, karena manajemen selanjutnya mengarahkan pengemudi untuk membawa penumpang ke arah yang lebih jauh.

“Terus dari Bogor bisa-bisa saya ke Bandung," ujar Cecep menuturkan.

Versi Lama Bikin Bahagia

Aplikasi permintaan pesanan Gojek yaitu versi 6.9, selama ini secara tidak langsung menguntungkan bagi para mitra Gojek. Sebab, untuk mendapatkan bonus kinerja, tidak sesulit aturan baru yang berlaku terkini. Pengemudi selama ini leluasa untuk mengambil aplikasi pesanan yang diinginkan sesuai kemauan mereka. Buat mendapatkan bonus, para driver caranya mengambil order dan masuk dalam poin. Setiap order dengan jarak 1-6 kilometer, pengemudi mendapatkan 1 poin.

Selain itu juga batasan tarif dalam aplikasi lama dalam pemesanan pengemudi Gojek Versi 6.9, dianggap sesuai jasa yang dikeluarkan. Sebab aturan itu mengatur batasan tarif dengan minimum pembayaran, yaitu sebesar Rp15.000. Minimum order itu berlaku untuk jarak 6 kilometer. Artinya jika penumpang hanya menggunakan jasa Gojek sejauh 2 kilometer, maka beban biaya yang dibayarkan tetap Rp15.000.

Sementara untuk bonus harian dinilai, para pengemudi bisa mendapatkannya berdasarkan poin. Ada tiga poin yang diatur, yaitu, 10 poin, 12 poin, dan 14 poin. Untuk 10 poin bonus yang didapat para pengemudi sebesar Rp20.000. Sedangkan untuk 12 poin dan 14 poin, pengemudi mendapatkan bonus sebesar Rp40.000. Dengan sistem lama, setiap hari para pengemudi bisa mendapatkan bonus sebesar Rp100 ribu.

Satu poin didapat jika seorang pengemudi menyelesaikan permintaan klien sepanjang 1-6 kilometer. Sedangkan pengemudi yang menyelesaikan order 10 kilometer mendapatkan dua poin.

“Dulu masih bebas untuk memilih order,” kata Cecep.

Seorang pengemudi lain, bernama Iwan mengamini penjelasan dari rekannya. Aturan baru tertuang dalam versi order 1.0.101 yang sekarang menjadi aplikasi untuk menerima order penumpang, dinilai memberatkan. Sebab, jika order yang datang seperti diarahkan oleh perusahan dan kemudian ditolak pengemudi bisa mengurangi penilaian kinerja otomatis dengan penilaian kinerja.

Aturan baru itu lebih rinci. Misal jika aturan lama sebelumnya para pengemudi tidak boleh mengambil pemesanan, lebih dari 150 kilometer, kini peraturan itu justru diputar balik. Para driver harus mengambil 150 kilometer lebih untuk menambah penilaian kinerja Jika tidak, pengemudi tidak akan mendapatkan bonus harian.

Ada standar penilaian kinerja yang ditetapkan untuk mendapatkan bonus, jika dulu para driver bisa mendapatkan bonus harian dari poin dia peroleh minimal 10 poin. Kini, untuk mendapat bonus ditambah dengan penilaian kinera yang harus dipertahankan sebesar 70 persen.

Penilaian kinerja itu diambil dari order yang masuk ke perusahaan dan kemudian diteruskan kepada pengemudi. Mereka tidak bisa menolak, lantaran kalau itu dilakukan maka penilaian kinerja juga tidak akan sampai 70 persen. Artinya para pengemudi tidak akan mendapatkan bonus harian sesuai dengan ketentuan perusahaan.

"Kalau digenjot terus-terusan ambil order, kondisi fisik pengemudi menurun dan ini bisa membahayakan penumpang," ujar Iwan yang pernah mendapatkan pelatihan dari pebalap Rifat Sungkar ketika bergabung dengan Gojek ini.

Selain ada tambahan penilaian kinerja dalam aplikasi pengemudi Gojek di versi 1.0.101, penurunan tarif dalam aturan baru pun dianggap makin tidak wajar. Sebelumnya minimum pembayaran Rp15.000 untuk jarak 6 kilometer, dengan aturan baru maka ketentuan itu kini sudah dihapus. Dalam aturan baru itu, kini harga per kilometer menjadi Rp2.000 dengan minimum order 2 kilometer. Artinya, pengguna Gojek membayar sesuai dengan jarak kilometer sesuai dengan aplikasi. Misal penumpang hanya mengorder 2 kilometer, maka biaya yang akan dibayar hanya Rp4.000. Ini tentu saja membuat para pengemudi berkurang penghasilannya. Inilah yang kemudian memicu aksi demo awal pekan lalu.

Pihak Gojek Indonesia saat dikonfirmasi mengenai aturan baru dan demo dilakukan para pengemudi belum memberikan tanggapan. Upaya untuk meminta konfirmasi melalui sambungan seluler pun tak direspons. Saat tirto.id mendatangi kantor Gojek di kawasan Kemang, yang ada hanya mendapatkan janji akan dipertemukan dengan humas perusahaan.

Baca juga artikel terkait GOJEK atau tulisan lainnya dari Arbi Sumandoyo

tirto.id - Indepth
Reporter: Mahbub Junaidi
Penulis: Arbi Sumandoyo
Editor: Suhendra