tirto.id - AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang berkembang pada orang dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Bila Anda terkena AIDS, itu berarti Anda berada pada tahap lanjut dari HIV. Namun, kabar baiknya, walaupun Anda sudah mengidap HIV, belum tentu Anda akan mengembangkan penyakit AIDS.
Menurut RSUD Wates Kulon Progo, HIV secara bertahap akan membuat Anda mengalami sekumpulan gejala penurunan sistem kekebalan tubuh. Ini bisa terjadi karena HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, akibatnya daya tubuh akan semakin melemah, dan Anda rentan terserang berbagai penyakit.
Apa Penyebab AIDS?
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, AIDS disebabkan oleh HIV. Jadi, menurut Healthline, Anda tidak mungkin terkena AIDS, bila Anda tidak tertular HIV terlebih dahulu.
Orang yang sehat memiliki sel CD4 berjumlah 500 hingga 1.500 per milimeter kubik. Namun, bila Anda memiliki HIV dan tidak mendapatkan pengobatan yang terkontrol, maka HIV dalam tubuh Anda akan terus berkembang biak dan menghancurkan sel CD4.
Jika jumlah sel CD4 yang Anda miliki turun hingga di bawah 200 per milimeter kubik, maka Anda akan mengidap AIDS.
Menurut RSUD dr. Mohammad Soewandhie, Anda bisa tertular HIV bila ada cairan kelamin dan darah yang sudah tertular virus itu masuk ke dalam tubuh.
Cairan itu bisa masuk ke dalam tubuh bila Anda:
1. Sering berganti pasangan seksual.
2. Melakukan hubungan seksual yang berisiko, baik homoseksual maupun heteroseksual.
3. Menggunakan jarum suntik narkoba secara bersamaan.
4. Penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin.
Gejala Penyakit AIDS
Berikut beberapa gejala penyakit AIDS berdasarkan stadium atau tingkatannya seperti dilansir dari laman RSUD dr. Mohammad Soewandhie.
Stadium 1
Stadium ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik. Ketika Anda memasuki stadium ini, Anda masih belum merasakan berbagai gejala. Namun, Anda tetap bisa menularkan HIV ke orang lain.
Bila saja ada gejala, maka yang mungkin terjadi adalah pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh seperti ketiak, leher, dan lipatan paha.
Stadium 2
Ketika Anda memasuki stadium 2, maka daya tahan tubuh akan makin menurun. Beberapa gejala yang mungkin muncul di antaranya adalah:
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Anda mulai terkena berbagai infeksi, seperti infeksi pada saluran pernapasan seperti sinusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis), dan radang tenggorokan.
- Anda juga bisa terkena infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.
- Anda mungkin juga terkena herpes zoster yaitu muncul bintil kulit berisi air dan akan berulang dalam lima tahun.
- Kulit akan terasa gatal-gatal.
- Anda terkena dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan.
- Anda akan mengalami radang mulut dan stomatitis atau sariawan di ujung bibir dan akan terjadi secara berulang.
Stadium 3
Memasuki stadium tiga, berbagai gejala yang muncul akan semakin mengindikasikan pada diagnosis HIV/AIDS. Gejala-gejala itu di antaranya:
- Anda mengalami diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan dan sering terjadi tanpa sebab yang jelas.
- Berat badan juga akan mengalami penurunan cukup drastis, yaitu kurang dari 10% berat badan sebelumnya. Penurunan berat badan ini terjadi tanpa sebab yang jelas.
- Anda mengalami demam yang timbul tenggelam selama lebih dari satu bulan.
- Anda terkena infeksi jamur di mulut atau Candiasis oral.
- Mulai muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar dan berbulu.
- Anda terkena tuberkulosis paru.
- Terjadi radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi atau periodontitis yang tidak kunjung sembuh.
- Anda juga akan mengalami penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Stadium 4
Pada stadium empat, yang merupakan stadium akhir, ini artinya Anda sudah mengidap AIDS. Beberapa gejalanya adalah:
- Anda terkena pneumonia pneumocystis yaitu mengalami kelelahan berat, batuk kering, sesak nafas, dan demam.
- Anda akan semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih dari 10%.
- Anda akan mengalami Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak.
- Anda juga mengalami infeksi herpes simplex kronis, akibatnya akan muncul gangguan pada kulit kelamin dan di sekitar bibir.
- Anda akan mengalami tuberkulosis kelenjar.
- Anda juga mengalami infeksi jamur di kerongkongan, akhirnya Anda akan kesulitan untuk makan.
- Anda akan mengalami Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi virus human herpesvirus 8 (HHV8).
- Selain itu, Anda mungkin juga akan terkena toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma otak yang menimbulkan abses di otak.
- Akhirnya, kesadaran akan makin menurun, dan tubuh akan menjadi sangat lemah, akibatnya aktivitas hanya terbatas dilakukan di tempat tidur.
Cara Pencegahan Penyakit AIDS
Perlu Anda ketahui, saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah penularan HIV. Namun, Anda bisa mengambil langkah-langkah tertentu agar dapat mencegah penularan HIV. Berikut adalah caranya sebagaimana dilansir dari Healthline:
1. Melakukan hubungan seks secara aman
HIV/AIDS biasanya ditularkan melalui hubungan seks anal atau vaginal tanpa kondom, atau metode aman lainnya. Oleh karena itu, untuk mencegah penularan HIV, Anda bisa menggunakan kondom sebagai pengaman bila ingin melakukan hubungan seks, dan hindari berganti-ganti pasangan secara tidak aman.
2. Lakukan tes HIV dan tes untuk penyakit menular seksual lainnya
Bila Anda merasa berisiko tinggi terkena HIV, maka Anda harus rutin melakukan tes HIV, dan tes penyakit menular seksual yang juga meningkatkan risiko tertular HIV.
3. Minum obat sesuai petunjuk jika Anda mengidap HIV
Bila Anda sudah tertular HIV, maka agar virus ini tidak berkembang menjadi AIDS, Anda harus rutin meminum obat yang diresepkan, serta mulai merubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan bertanggung jawab.
4. Hindari berbagi jarum suntik
Hindari berbagi jarum saat menggunakan jarum suntik untuk narkoba, atau menggunakan jarum bekas dan tidak steril saat menato tubuh.
HIV ditularkan melalui darah dan dapat tertular dengan menggunakan bahan yang bersentuhan dengan darah seseorang yang mengidap HIV.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda menghindari menggunakan penggunaan narkoba agar terhindar dari risiko terkena HIV, dan hubungi tato artis yang profesional bila Anda tertarik untuk menato tubuh.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari