Menuju konten utama

Gejala dan Cara Mengobati Keracunan Hidrokarbon pada Anak

Orang tua harus menyadari apabila anak mulai menunjukkan gejala keracunan hidrokarbon akibat menelan atau menghidup suatu benda yang mengandung zat itu.

Gejala dan Cara Mengobati Keracunan Hidrokarbon pada Anak
ilustrasi anak-anak. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Anak-anak masih cukup rentan mengalami keracunan hidrokarbon karena kandungannya cukup dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti terdapat dalam lem, pembersih cat kuku, bahan bakar kendaraan, dan kamper atau kapur barus.

Berdasarkan penelitian, anak-anak di bawah usia 6 tahun banyak tidak sengaja menelan atau menghirup benda-benda yang mengandung hidrokarbon itu sehingga menyebabkan keracunan.

Lantas, apa itu hidrokarbon? Seperti dilansir dari Ensiklopedia Britanicca, hidrokarbon merupakan salah satu jenis senyawa kimia organik yang hanya terdiri dari unsur karbon (C) dan hydrogen (H).

Umumnya, hidrokarbon terdapat pada minyak dan gas alam. Selain itu, hidrokarbon juga dijadikan sebagai bahan baku produksi plastik, serat, karet, pelarut, bahan peledak, dan bahan kimia industri.

Berdasarkan laporan yang dipublikasikanJournal of Emegency Medical Services, American Association of Poison Control Center’s (AAPCC), ada 10 kelompok senyawa hidrokarbon yang paling sering tertelan oleh anak-anak di bawah usia 6 tahun di Amerika Serikat pada tahun 2008. Bahkan, kasusnya mencapai lebih dari 80.000 konsumsi dengan usia anak rata-rata 18-24 bulan.

Studi yang dilakukan Lifshitz M dan kawan-kawan yang dipublikasikan oleh National Centre for Biotechnology Information menyebutkan, paparan hidrokarbon pada anak dapat menyebabkan dampak serius seperti gangguan pada saluran pernafasan, demam, hingga pneumonia.

Gejala dan Cara Pengobatan

Orang tua harus menyadari apabila anak mulai menunjukkan gejala keracunan hidrokarbon akibat menelan atau menghidup suatu benda yang mengandung zat itu. Berikut cara mengetahui gejala dan mengobati keracunan hidrokarbon pada anak seperti yang dipaparkan Dokter Dadang Hudaya Somastia dalam artikel yang dipublikasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia.

  • Batuk dan tersedak setelah menghirup atau menelan benda yang mengandung hidrokarbon. Batuk akan terus menerus berulang apabila racun telah sampai pada paru-paru.
  • Rasa terbakar pada perut dan bisa jadi muntah.
  • Napas lebih cepat dan kulit menjadi kebiruan (sianosis) akibat kadar oksigen dalam darah menurun dan karbon dioksida meningkat. Beberapa anak tidak mengalami kesulitan napas hingga berjam-jam setelahnya.
  • Gejala lebih lanjut adalah gangguan koordinasi tubuh, kejang, dan penurunan kesadaran.

Dokter akan mendiagnosa keracunan hidrokarbon dari gambaran kejadian dan karakteristik bau yang ada. Jika napas, pakaian, atau kontainer yang terdapat di samping anak bermain terdapat bau minyak tanah atau sesuatu yang mengandung hidrokarbon, maka dapat dipastikan anak keracunan.

Kemudian, dokter akan melakukan penanganan dan pengobatan setelah hasil pemeriksaan sudah disimpulkan. Pertama yang sebaiknya dilakukan adalah melepas pakaian anak yang terkontaminasi dan mencuci kulit yang terkena.

Anak dapat dirawat di rumah apabila batuk dan tersedak terjadi hanya dalam waktu sebentar. Namun, ada baiknya untuk tetap membawanya ke rumah sakit untuk dilakukan observasi. Korban yang mengalami gangguan napas harus dirawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.

Jika terjadi pneumonia atau pneumonitis akibat zat kimia, korban perlu diberi oksigen. Bila terjadi gangguan napas yang berat, ada baiknya untuk menggunakan alat bantu napas atau disebut ventilator.

Hidrokarbon bersifat korosif, ada baiknya untuk tidak melakukan dekontaminasi dengan arang aktif. Selain itu, produk-produk yang mengandung hidrokarbon sebaiknya disimpan jauh dari jangkauan anak-anak. Berikan label yang jelas pada bahan yang berbahaya.

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Alexander Haryanto