Menuju konten utama

Gedung Putih Pernah Beri Yayasan Kampung Halaman Penghargaan

Yayasan Kampung Halaman (YKH) Yogyakarta pernah menerima penghargaan dari Gedung Putih Amerika Serikat. Penghargaan berupa National Arts and Humanities Youth Program: International Spotlight Award dari pemerintah Amerika tersebut diberikan Michelle Obama di Gedung Putih.

Gedung Putih Pernah Beri Yayasan Kampung Halaman Penghargaan
YKH Konsisten Ruangkan Musisi Lokal. [Foto/ist]

tirto.id - Sejak 2006, Yayasan Kampung Halaman (YKH) Yogyakarta tetap konsisten memberi ruang pada anak muda. Organisasi nirlaba ini berusaha memperkuat peran remaja dan anak muda di komunitasnya masing-masing melalui program pendidikan popular berbasis media komunitas yang dilakukan secara kolaboratif.

Konsistensi ini membuahkan penghargaan "International Spotlight Award" dari The National Arts and Humanities Youth Program Award, Gedung Putih, Amerika Serikat pada tahun 2011 silam. Gedung Putih menilai Yayasan Kampung Halaman telah menginspirasi remaja untuk menceritakan kisah mereka sendiri melalui seni dan media. Penghargaan tersebut diterima oleh Muchamad Fajar Ismail (18), remaja Yogya yang mewakili YKH.

Bagi pendiri atau Ketua Yayasan Kampung Halaman Dian Herdiany, penghargaan ini merupakan pengakuan dunia untuk suara remaja. Sebagian besar remaja seperti halnya Fajar tinggal di daerah dan komunitas transisi yang rentan karena fasilitas yang terbatas.

"Padahal, mereka sebenarnya menyimpan banyak potensi yang kerap diabaikan oleh orangtua, guru, komunitas, bahkan negara," ujarnya.

Menurut data BPS 2010, jumlah remaja di Indonesia mencapai 63 juta jiwa. Sebagian besar remaja Indonesia tinggal di kota kecil dan desa dengan fasilitas yang terbatas. YKH kemudian berinisiatif untuk menemani proses belajar remaja agar bisa mengeluarkan pendapat, potensi, dan cara pandangnya dengan menggunakan aneka medium populer seperti riset, foto, gambar dan musik.

Konsistensi Yayasan Kampung Halaman (YKH) tak pernah surut, sampai kini mereka juga menyediakan ruang untuk band-band lokal. Konsistensi itu membuat yayasan yang terletak di Lembah Dusun Krapyak, Desa Wedomartani, Sleman itu menjadi tempat berkumpul para musisi lokal yang sedang merangkak karier.

Tidak hanya ngobrol santai, musisi muda yang datang ke YKH kerap kali bersama-sama mendiskusikan karya musik band-band lokal dan juga menikmati penampilan antar band, karena YKH juga memberikan panggung sederhana yang dibangun di tepi Sungai Kelanduan Sleman.

Sebenarnya, pada tahun 90-an hingga awal 2000-an, komunitas seperti ini pernah ada di Gang Alamanda, Gejayan, Yogyakarta. Alamanda merupakan studio musik yang sempat menjadi inkubasi musisi berkelas seperti Sheila On7, Shakey, Endank Soekamti, Es Nanas, dan banyak lagi yang lainnya yang memulai karir tahun 90-an hingga 2000-an.

Akan tetapi, setelah Alamanda bubar, musisi lokal sulit berkembang lantaran makin sedikitnya ruang temu dan berkarya. Sampai kemudian, YKH muncul dan akrab dengan anak muda Yogya, sehingga menjawab kebutuhan ruang bermusik dan banyak mendapat pujian dari musisi-musisi senior.

"Saya salut dengan apa yang dilakukan Kampung Halaman yang sekarang konsisten mengangkat musisi dan band lokal seperti saat ini. Yogyakarta butuh tenpat-tempat semacam itu agar anak mudanya bisa terus berkarya, terutama musik jangan sampai mati," puji Sutik, Bassist band legendaris Yogya, Blackboots, dalam rilis yang diterima Tirto, Jumat (13/1/2017).

Pujian juga meluncur dari Supergrup asal Sayyidan, Shaggydog. Bandizt (bass) dan Yoyok (Drum) yakin apa yang dilakukan YKH bakal membuat musik Yogyakarta makin maju.

"Kami juga salut dengan apa yang dilakukan teman-teman di YKH. Sekarang jarang ada yang mau susah-susah menyediakan waktu, tenaga, dan ruang buat mengangkat para band lokal yang sedang merangkak ini. Kami harap konsistensi itu terus dijaga sama teman-teman di Kampung Halaman," sambung Bandizt.

Sampai tahun 2017, ada beberapa band indie yang mengalami proses pendewasaan bermusik di YKH sebelum merilis album, antara lain Summerchild, Mengayunkayu, Akar Pijar, Agoni, Suar.

Meski berpusat di Yogyakarta, gerakkan YKH tidak terbatasi geografis. Selain di Yogyakarta, YKH juga melakukan beberapa kegiatan di daerah lain, salah satunya Wakatobi. Di Wakatobi, YKH melaksanakan kegiatan Sekolah Remaja. Program dari Kampung Halaman yang dirilis sejak tahun 2010 tersebut bertujuan mengajak para remaja di komunitas untuk ‘berkawan dengan sekitar’ dengan mengamati, mencari tahu dan menganalisa hal-hal yang terjadi dalam keseharian mereka melalui riset partisipatif dan mendokumentasikannya dengan cara kreatif.

Beberapa hasil kreatifitas anak-anak di luar Yogya juga dikirim ke kantor YKH Yogya. Rata-rata karya yang masuk tersebut merupakan karya yang unik, setelah terlebih dulu dipresentasikan kerap dipamerkan dalam acara-acara menarik.

Baca juga artikel terkait GEDUNG PUTIH atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Humaniora
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh