Menuju konten utama

Gedung Ditutup Sepekan Cegah Corona, DPRD DKI Masih Reses & Kunker

Gedung DPRD DKI Jakarta ditutup sepekan 3 hingga 9 Agustus 2020, kebetulan anggota DPRD DKI juga masih memasuki masa reses.

Gedung Ditutup Sepekan Cegah Corona, DPRD DKI Masih Reses & Kunker
Petugas dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) DKI Jakarta melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh area Gedung DPRD DKI yang terletak di Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/7/2020). tirto.id/ Andrey Gromico

tirto.id - Sekretaris Fraksi Golkar DPRD DKI Judistira mengklaim para anggota dewan melakukan reses selama Gedung di kawasan Kebon Sirih ditutup selama sepekan pada 3 sampai 9 Agustus. Kebetulan, kata dia, saat ini DPRD DKI tengah memasuki masa reses.

Gedung DPRD DKI ditutup selama sepekan untuk melakukan penyemprotan disinfektan agar mencegah penyebaran COVID-19.

"Sekarang situasinya enggak memungkinkan, ya udah mau enggak mau saya reses aja ketemu masyarakat," kata dia, kepada wartawan, Selasa (4/8/2020).

Anggota Komisi D DPRD DKI ini menjelaskan jadwal reses ditentukan di Badan Musyawarah (Bamus). Biasanya dilakukan pada hari kerja: sore dan malam hari. Karena pagi dan siang, klaim dia, harus melakukan aktivitas yang produktif di kantor.

Kemudian untuk kunjungan reses, disesuaikan dengan waktu masyarakat yang ada di daerah pilihan (Dapil) masing-masing.

"Jadi karena gedung masih ditutup, kami full reses. Sambil kami tunggu mudah-mudahan semua sehat," ucapnya.

Selain reses, Politikus Partai Golkar itu mengatakan para anggota dewan tetap melakukan kunjungan kerja (kunker). Salah satu tujuannya untuk bertukar pikiran bagaimana upaya daerah tersebut menanggapi COVID-19.

"Kami cari yang zona hijau yang berhasil menurunkan angka penyebaran. Contoh, misalnya Semarang, Jateng karena penyebarannya rendah di sana, perlu juga [kunker]," tuturnya.

Selama gedung DPRD ditutup sepekan, dirinya tak mengusulkan untuk melakukan rapat secara daring. Sebab berdasarkan pengalamannya melakukan rapat bersama anggota dewan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan sebagainya, dirasa kurang efektif dan interaktif.

"Rapat online mah belum ya, karena beda. Secara interaksi ketika ngambil keputusan dan lain-lain itu sulit kalau via zoom itu," imbuhnya.

Maka, dia berpikir untuk menunggu sampai Gedung DPRD DKI kembali dibuka pada tanggal 9 nanti. Akan tetapi wajib menerapkan protokol kesehatan seperti membatasi peserta yang masuk, menjaga jarak, menggunakan masker, dan sebagainya.

"Kami juga pesan ke SKPD yang hadir rapat dibatasi, dipilih orang yang perlu bicara, memberikan keputusan, itu hadir. Kalau dulu kan semua anak buah ikut," pungkasnya.

Anggota DPRD DKI fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak juga mengatakan selama gedung ditutup, anggota dewan melakukan reses.

"Ke lapangan, reses atau serap aspirasi, rapat internal di luar gedung DPRD, rapat internal fraksi, dan lainnya untuk konsolidasi," kata dia kepada wartawan, Selasa (4/8/2020).

Anggota Komisi B DPRD DKI itu juga memandang rapat melalui aplikasi daring seperti zoom juga dirasa kurang efektif.

"Kalau makin berat, mungkin saja [rapat daring], pekerjaan tetap harus jalan," tuturnya.

Baca juga artikel terkait GEDUNG DPRD DKI JAKARTA DITUTUP atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri