Menuju konten utama

Kondisi Kupang Terkini & Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di NTT

Data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.

Kondisi Kupang Terkini & Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di NTT
Banjir Bandang Kupang. foto/Agusto Bunga, warga Kota Kupang

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, angin kencang, longsor, banjir rob dan gelombang pasang melanda Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut BNPB, pada Minggu (4/4/2021), pukul 19.00 WIB, beberapa kecamatan terdampak cuaca ekstrem.

Akibat cuaca ekstrem tersebut, sebanyak 743 KK atau 2.190 warga terdampak. Selain itu, 10 rumah warga mengalami rusak sedang dan 15 titik akses jalan tertutup pohon tumbang.

BPBD Kota Kupang bersama dinas terkait lain telah melakukan upaya penanganan darurat di lokasi bencana.

Sementara itu, menurut Agusto Bunga, warga Kota Kupang tepatnya di Kecamatan Kota Raja, Kelurahan Airnona saat dihubungi redaksi Tirto mengatakan, saat ini warga mulai keluar rumah untuk membersihkan jalan dari pohon tumbang.

"Kalau Kota Kupang, asli lumpuh total, pemadaman listrik dari semalam pukul 10.00 sampai pagi ini. Warga mulai keluar rumah untuk bersihkan jalan dari pohon tumbang, memperbaiki atap rumah," katanya.

"Semalam warga yang di bagian pesisir mengungsi ke gereja-gereka terdekat, tim siaga bencana Dinsos dan BPBD sejak semalam mengevakuasi warga yang rumahnya tergenang luapan air sungai dan yang rumahnya rata dengan tanah karena angin," tambahnya.

Angin kencang di Kabupaten Malaka Tenga dan Kabupaten Ngada

BNPB juga menerima laporan terjadinya bencana di Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada. Angin kencang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Ngada.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui keterangan tertulisnya, desa terdampak yaitu di Kelurahan Kisantara, Lebijaga, Bajawa, Tanalodu (Kecamatan Bajawa) dan Kelurahan (Riung). Dampak dari insiden angin kencang terdiri 6 KK terdampak dan 1 luka berat.

Sedangkan kerugian berupa rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang 1 unit, kapal tenggelam 1 unit dan 6 titik ruas jalan tertutup pohon tumbang.

Banjir di Sumba Timur, NTT

Bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, NTT, pada Minggu (4/4/2021), pukul 10.00 WITA. Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari mengakibatkan meluapnya sungai setempat.

Sebanyak 4 kecamatan terdampak banjir tersebut. Keempat kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu.

BPBD Kabupaten Sumba Timur menginformasikan sebanyak 54 KK atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 KK atau 475 KK terdampak.

Sedangkan di Kabupaten Lembata, banjir bandang menewaskan 11 warga dan 16 lainnya hilang. Banjir bandang tersebut terjadi pada Minggu (4/4/2021), pukul 19.00 waktu setempat.

Lokasi terdampak berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Desa-desa terpapar di dua kecamatan ini antara lain Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo dan Waimatan.

BPBD setempat telah melakukan upaya kaji cepat dan penyelamatan warga terdampak. Pemerintah daerah juga mendatangkan alat berat untuk melakukan pembersihan jalan dan lokasi bencana untuk kelancaran proses pencarian dan evakuasi. Akses jalan menuju Kecamatan Ile Ape Timur terputus sehingga belum dapat diakses petugas.

Banjir bandang disertai tanah longsor di Kabupaten Flores Timur, NTT

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun BNPB, hingga Senin (5/4/2021) terdapat sekitar 256 jiwa mengungsi akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Kabupaten Flores Timur, NTT.

"Perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melansir Antara.

Raditya menjelaskan, jumlah pengungsi terkini masih dalam pendataan petugas di lapangan. Sementara itu, 44 orang meninggal dunia dan 24 orang lainnya masih dinyatakan hilang, sedangkan warga yang luka-luka, telah mendapatkan perawatan medis.

Daftar desa yang terdampak banjir bandang di NTT

Desa yang terdampak akibat banjir bandang bertambah menjadi delapan, yang tersebar di empat kecamatan. Kedelapan desa tersebut yaitu,

1. Desa Nelemadike (Kecamatan Ile Boleng)

2. Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng)

3. Desa Waiburak (Adonara Timur)

4. Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur)

5. Desa Oyang Barang (Wotan Ulu Mado)

6. Pandai (Wotan Ulu Mado)

7. Desa Duwanur (Adonara Barat)

8. Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat)

Dampak sementara kerugian materil banjir bandang NTT

Kerugian materil sementara akibat bencana ini setidaknya tercatat rumah hanyut sebanyak 17 unit, terendam lumpur 60 unit, dan lima jembatan putus. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus mendata dan memverifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.

"Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat," kata Raditya.

Penyebab banjir bandang disertai tanah longsor di NTT

Melansir keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto, banjir bandang disertai tanah longsor dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada dini hari tadi, Minggu (4/4) pukul 01.00 waktu setempat atau WITA.

BMKG telah merilis adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, 3 – 9 April 2021.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkirakan siklon tropis Seroja akan semakin menguat dalam 24 jam ke depan dengan kekuatan 55 knot (100 km/jam) dan kecepatan 10 knot (19 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

"Diperkirakan intensitas siklon tropis Seroja menguat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, melansir Antara.

Berdasarkan analisis BMKG, prediksi 24 jam ke depan (6/4) pukul 01.00 WIB siklon tropis Seroja berada pada posisi di Samudra Hindia sebelah barat daya Pulau Rote, 11.6 Lintang Selatan, 120.0 Bujur Timur atau sekitar 360 km sebelah barat barat daya Rote.

Baca juga artikel terkait KUPANG atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH