tirto.id -
"
Tahun depan, tadi kita sudah rapatkan. Nanti mungkin kita bagi jadi tiga. Jadi tidak secara bersamaan. Mungkin ada jeda waktu 10 menit perbedaannya," ucap Muhadjir di Hotel Kartika Chandra, Rabu (25/4/2018)."Karena masalah teknis yang mungkin kita tidak baca sebelumnya, ada momen dimana semua sekolah itu masuk ke server pusat. Sehingga terjadi bottleneck (perlambatan kerja sistem) pada momentum 10 menit. Mereka rame-rame masuk, ibarat gerbang baru dibuka, jadinya macet itu setengah jam," ucapnya.
Selain itu, ada juga lonjakan peserta UNBK tingkat SMP/MTS yang cukup drastis dimana pada tahun lalu sekitar 32 persen kemudian melonjak hingga 63 persen dimana peningkatannya terjadi di jenjang MTS.
"MTs juga kejutan. Tahun ini secara persentase, MTs lebih besar. Ini hal yang sangat positif," ucap mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.
"
Kemudian akan kita perbesar kapasitas, karena tahun depan target kita 80 persen sudah pakai UNBK. Syukur 90 persen," tutupnya.Menanggapi kekacauan gangguan server selama UNBK SMP 2018 ini, konsultan pendidikan dan Direktur Utama PT Eduspec Indonesia, Indra Charismiadji menyatakan, gangguan server ini sebagai bentuk ketidaksiapan Kemendikbud dalam menghadapi persoalan yang sebenarnya dapat diantisipasi.
Menurut Indra, seharusnya Kemendikbud sudah memprediksi kemungkinan terjadinya hal itu, dengan menyiapkan cadangan, baik dari server ataupun jaringan pendukung lainnya. “Harus punya back up server atau jaringan alternatif, sehingga sampai down seperti kemarin,” kata dia.
Dalam konteks ini, Indra justru mempertanyakan alasan Mendikbud Muhadjir Efenndy yang mengatakan jika insiden gangguan server tersebut diakibatkan lonjakan peserta UNBK tingkat SMP. Menurut Indra, hal itu seharusnya dapat ditanggulangi sejak awal.
Sementara pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina, Mohammad Abduzen mengatakan, pihak Kemendikbud sebenarnya sudah memiliki cadangan terkait gangguan server itu. Hal ini terlihat saat terjadinya gangguan dapat diatasi dengan cepat, hanya perlu waktu sekitar 30 menit.
“Saya kira kalau bisa diatasi dalam waktu setengah jam itu, berarti plan B-nya bagus. Artinya sudah ada kesiapan untuk mengantisipasi jika ada sesuatu kejadian di luar dugaan,” kata Abduzen.
Abduzen menambahkan “kejadian itu harus dievaluasi, tapi kalau menyimpulkan bahwa kementerian tidak siap, tidak tepat juga. Mereka sudah cukup siap. Mereka sudah memiliki rencana-rencana lain dan hanya memerlukan waktu perbaikan sekitar 30 menit. Kalau tidak siap, maka UNBK bisa molor hingga siang bahkan gagal di hari kemarin.”
Editor: Maya Saputri