Menuju konten utama

Galaxy S9, Jurus Main Aman ala Samsung

Samsung merilis smartphone premium Galaxy S9 sebagai pesaing dari iPhone X.

Galaxy S9, Jurus Main Aman ala Samsung
Produk terbaru dari Samsung, produsen smartphone asal Korea Selatan, Samsung S9. FOTO/Samsung.com

tirto.id - Samsung akhirnya meluncurkan flagship—seri ponsel premium—Samsung Galaxy S9 dan S9+ di ajang pameran gawai terbesar dunia, Mobile World Congress, di Barcelona, Spanyol, Minggu (25/2). Namun, belum apa-apa, ponsel pintar ini sudah mendapat kritikan.

Geoffrey A. Fowler, kolumnis teknologi pada The Washington Post, menganggap tak ada beda antara produk terbaru Samsung ini dengan pendahulunya.

“Di satu titik, saya letakkan S9 bersandingan dengan Galaxy S8 yang rilis tahun lalu, kemudian saya tidak tahu pasti mana yang S9 dan S8.”

Kritikan juga datang dari CNET, di salah satu tulisannya tentang Samsung S9 menyebutkan smartphone ini merupakan “segala hal tentang perbaikan” yang kemudian menyuruh konsumen untuk “melupakan segala hal tentang lompatan besar.” CNET menyebutkan bahwa Samsung, lebih bermain aman tahun ini daripada melahirkan lompatan yang lebih hebat untuk mengalahkan produk terdahulu yaitu Samsung S8.

Indikasi bermain aman ini terlihat dari pemilihan tempat kemunculan Samsung Galaxy S9. Pada Maret 2017 lalu, saat peluncuran S8, Samsung memilih tempat khusus bernama Lincoln Center, New York, Amerika Serikat untuk merilis produknya. Namun, kali ini produsen itu lebih memilih ajang MWC di Barcelona yang tak eksklusif sebagai peluncuran flagship.

Selain itu, bila ditilik secara fisik, Samsung Galaxy S9 tak punya perubahan berarti dibandingkan S8, terlihat dari desain layarnya. Pada Samsung S8 beserta S9 dan S9+ sama-sama mengusung layar berteknologi Super AMOLED. Rasio screen-to-body tak ada perbedaan antara S8 dan S9, sama-sama sebesar 83,6 persen. Namun, pada Samsung Galaxy S9+ rasio screen-to-body mencapai 84,2 persen. Rasio layar yang besar dibandingkan bezel atau cangkang—Samsung menamainya infinity display—salah satu terobosan Samsung tahun lalu.

Annisa Maulina, Product Marketing Manager Samsung Mobile Indonesia, dalam acara Galaxy Unpacked Exclusive Interview yang didakan di Jakarta, mengungkapkan bahwa desain layar Samsung Galaxy S9 yang seakan sama dengan pendahulunya karena permintaan konsumen.

“Desain ini sangat disukai. Kami pun sebetulnya melakukan perubahan, dengan memindahkan fingerprint-nya ke bawah modul kamera,” kata Annisa.

Tampilan fisik Samsung Galaxy S9 memang panen kritikan, tapi bagaimana dengan jeroan ponsel pintar anyar ini?

Perangkat Samsung Galaxy S9 memang menjanjikan performa yang lebih baik. Ini terlihat dari pemilihan System-on-Chip (SoC) yang digedong pada Samsung Galaxy S9. Pada Samsung Galaxy S9 maupun Samsung Galaxy S9+ menggunakan SoC buatan Samsung bernama Exynos 9810 Octa.

Mengutip GSMArena, nilai pengetesan SoC lebih unggul dibandingkan smartphone Android dari pabrikan manapun. Pada uji coba dengan memanfaatkan aplikasi GeekBench 4.1 misalnya, S9 dengan SoC Exynos 9810 Octa memperoleh nilai sebesar 8.976. Capaian ini melampaui Huawei Mate 10 Pro yang memperoleh nilai 6.783 atau di posisi ke-2.

Sayangnya, tak semua pasar memperoleh Exynos 9810 Octa. Khusus pada pasar Amerika Serikat dan Cina, SoC yang digunakan diganti menjadi buatan Qualcomm, yakni Snapdragon 845. Snapdragon 845 hanya tersematkan pada S9 dan S9+. Belum ada pabrikan lain yang mengusung SoC premium itu. Rumor yang beredar, SoC itu akan diusung oleh Xiaomi Mi 7 yang akan rilis tahun ini.

Infografik Samsung galaxy S9

Semua Tentang Kamera

“Mungkin perubahan secara fisik di S9 ada di bagian belakang ponsel, di mana pemindai sidik jari diubah letaknya menjadi di bawah kamera, selain itu, perubahan terletak di kameranya sendiri,” tulis Brendan Nystedt pada Wired soal Samsung Galaxy S9.

Ulasan Wired ini memang memiliki dasar. Produk Samsung Galaxy S9, sebagai flagship yang lebih mengutamakan sisi kamera dibandingkan perubahan radikal seperti yang dilakukan Samsung pada S8. Hal ini diamini oleh DJ Koh, Samsung Mobile Chief.

“Kami telah mengkonsep ulang kamera smartphone [...] untuk memotret foto dan video terbaik di manapun,” ucap DJ Koh di acara konferensi pers.

Apa yang dilakukan Samsung karena menganggap “fungsi paling penting dari ponsel masa kini bukan untuk melakukan panggilan, tapi untuk menangkap peristiwa sekilas yang mengungkapkan apa yang ingin orang katakan secara instan,” katanya.

Selvia Gofar, Product Marketing Senior Manager Samsung Mobile Indonesia mengatakan bahwa fokus Samsung pada kamera merupakan keharusan “karena generasi sosial masa kini lekat dengan visual.”

“Konten visual penting bagi generasi sekarang,” katanya.

Kamera apa yang disematkan Samsung Galaxy S9?

Kamera Samsung Galaxy S9 mengusung konsep dual kamera dengan masing-masingnya menggunakan kamera beresolusi 12MP. Satu kamera memiliki aperture atau bukaan diafragma f/1.5-2.4 dan f/2.4. Dua kamera berbeda aperture otomatis berganti menyesuaikan dengan kondisi cahaya. Kemampuan kamera memungkinkan pengguna S9+ menangkap gambar dalam kondisi minim cahaya.

Kamera Samsung Galaxy S9 dirancang bisa menangkap peristiwa hingga 960 frame per detik. Jumlah frame yang besar itu, berguna untuk menangkap peristiwa-peristiwa cepat atau untuk menghasilkan efek slow-motion. Fitur kamera pada Samsung Galaxy S9 juga memungkinkan sebuah gambar diambil dari 12 jepretan yang disatukan.

Bila diakumulasikan, Samsung Galaxy S9 diklaim sebagai smartphone dengan fitur kamera yang mampu memberikan kekuatan super slowmotion dan super low light. Selain itu, Samsung Galaxy S9 mengusung sebuah fitur bernama AR Emoji. Emoji yang diklaim Samsung “dapat dipersonalisasikan menyerupai muka penggunanya.”

Salah satu alasan mengapa Samsung memilih bermain aman karena produsen asal Korea Selatan ingin tetap mendominasi pengapalan ponsel di dunia. Data yang dirilis IDC, dalam laporan BBC, sepanjang 2017 Samsung sukses mengapalkan 317,7 juta ponsel atau menguasai pangsa pasar 21,7 persen di dunia. Samsung unggul atas Apple yang ada di posisi ke-2 dengan juta 215,8 juta ponsel, dan Huawei di posisi ke-3 sebanyak 154,2 juta ponsel.

Kondisi yang berbeda dengan situasi sebelum peluncuran Samsung Galaxy S8 pada Maret 2017. Pada Kuartal IV- 2016, Samsung memperoleh pangsa pasar sebesar 18,1 persen ponsel pintar di dunia. Samsung kalah tipis oleh Apple yang di kuartal tersebut memperoleh 18,3 persen pangsa pasar ponsel pintar dunia di kuartal IV- 2016.

Selain itu, sepanjang tahun lalu tak ada kejadian yang membuat malu Samsung. Tahun lalu memang periode yang tenang bagi Samsung. Padahal tahun-tahun sebelumnya, Samsung sempat kena skandal meledaknya Samsung Note 7, juga kasus Lee Jae-young, petinggi Samsung yang terjerat skandal korupsi di Korea Selatan.

Namun, bila ditelaah perubahan minim yang dilakukan Samsung merupakan pertaruhan. Francisco Jeronimo, analis pada IDC mengatakan bahwa “tak yakin soal peningkatan yang dilakukan cukup untuk membuat orang berbondong-bondong mengganti” ponsel lama mereka. Secara sederhana, konsumen nampaknya akan berpikir cukup dalam untuk mengganti dengan produk baru.

Salah satu alasan mendasar mengapa konsumen harus berpikir cukup dalam untuk mengganti unit dengan Samsung baru. Di Indonesia, Samsung Galaxy S9 dengan kapasitas 64GB dijual Rp11.499.000. Sementara itu, S9+ dengan kapasitas yang sama dijual Rp12.999.000. Harga ini memang sedikit di bawah iPhone X sebagai flagship dari Apple. Kita tunggu saja, apakah jurus main aman dan jualan kamera ala Samsung akan sukses di pasar.

Baca juga artikel terkait SAMSUNG atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra