Menuju konten utama

Gading Gajah jadi Mas Kawin di Flores NTT

“Kalau dia keturunan raja maka belisnya itu tujuh batang gading"

Gading Gajah jadi Mas Kawin di Flores NTT
Ilustrasi gading gajah. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

tirto.id - Di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur tidak ada Gajah, tetapi ‘belis’ atau mas kawin untuk perempuan harus menggunakan gading gajah. Masyarakat Lamaholot di Larantuka, tradisi pemberian gading kepada permpuan itu merupakan suatu keharusan bagi sang pria.

Dalam laporan bertajuk Belis dalam Tradisi Perkawinan, Ulfa Cahaya Ninggrum menjelaskan bahwa jumlah pembayaran “belis” yang berupa batang gading gajah sangat dipengaruhi oleh status sosial calon mempelai wanita.

“Kalau dia keturunan raja maka belisnya itu tujuh batang gading, tapi kalo si wanita ini dari keluarga yang biasa-biasa saja itu paling belisnya cuma satu batang,” tulis Ulfa

Tradisi “belis” ini merupakan tradisi yang memiliki nilai-nilai luhur dan bentuk penghargaan terhadap perempuan. Namun, di satu sisi sebagai pengikat pertalian kekeluargaan dan simbol untuk mempersatukan laki-laki dan perempuan.

“Belis” juga dianggap sebagai syarat utama pengesahan berpindahnya suku perempuan ke suku suami. Tradisi ini menunjukkan betapa masyarakat Lamaholot menghargai perempuan.

Namun “belis” dapat juga menjadi sumber persoalan. Beberapa persoalan yang kerap hadir adalah banyaknya perempuan yang tidak jadi menikah dan pengaruhnya pada psikis laki-laki.

Namun jika sang calon suami belum atau tidak sanggup membayar “belis” dengan kontan maka sang calon suami boleh berhutang.

Jika di tengah-tengah waktu pelunasan hutang belis si suami tidak bisa membayar atau tidak sanggup membayar maka sang istri akan ditarik kembali oleh pihak keluarga istri

Bagi masyarakat Lamaholot gading dianggap sebagai mas kawin yang berharga. Harga dari gading akan semakin mahal jika ukurannya semakin panjang dan tergantung latar sosial si perempuan

Jika diuangkan gading yang dibayarkan untuk mem-belis-i istri perempuan, harganya kisaran Rp 200 juta ke atas. Gading gajah semakin hari kian mahal karena batang gading itu yang semakin langka.

“Satu batang gading belis atau kalau dalam bentuk uang di atas dua ratusan juta atau boleh jadi lima batang gading itu hampir setengah miliar, mau masuk sampai sekitar satu miliar,” tulis Ulfa.

Namun, jika perkawinan terjadi antara perempuan asal Lamaholot dan pria dari luar suku Lamaholot dan berlangsung di perantauan, gading bisa dikonversi dengan uang. Namun, kalau pernikahan dilangsungkan di Flores, “belis” harus berbentuk gading.

Belis tak selamanya diberi oleh laki-laki kepada pihak perempuan. Di Flores Timur juga ada budaya bahwa yang wajib memberi belis gading gajah adalah pihak perempuan.

Wilhelmina Maran dalam laporannya Studi Kasus Mengenai Kebermaknaan Hidup Pasang Suami-Isri yang Belum Membayar Belis Pada Masyarakat Flores Timur, mengatakan jumlah gading yang diminta biasanya tiga sampai tujuh batang dengan ukuran yang ditentukan.

Baca juga artikel terkait PERNIKAHAN atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora