tirto.id - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengklaim harga minyak goreng curah dalam kemasan sederhana dengan merek dagang minyakita tidak naik. Namun, ia mengakui kelangkaan minyak goreng karena kurangnya pasokan di pasar tradisional dan pasar modern.
"Harga tidak naik, tapi di pasar– pasar rakyat berkurang kirimannya karena minyak kita ini sekarang menjadi merk yang digemari oleh setiap konsumen dan dia tidak hanya di pasar tradisional tetapi sudah masuk ke pasar modern, retail modern,” klaim Zulhas, Jakarta, Senin (27/1/2023).
Ia menjelaskan, penyebab kelangkaan minyak goreng adalah pemerintah menerapkan campuran bahan bakar biodiesel B20 menjadi B35 pada Februari ini. Akibatnya butuh 12 juta CPO untuk mengubah B20 menjadi B35.
"Jadi dua sebab itu," katanya.
Seperti diketahui, CPO (crude palm oil) atau minyak sawit mentah adalah minyak yang dihasilkan dari kelapa sawit, sebagai bahan baku minyak goreng.
Zulhas menambahkan, pemerintah dan produsen akan meningkatkan tambahan suplai minyak goreng yang awalnya 300 ribu ton per bulan menjadi 450 ribu ton per bulan atau naik sekitar 50 persen. Hal itu akan dilakukan selama tiga bulan yaitu Februari—April 2023.
Mantan Ketua MPR itu berharap dengan kesepakatan antara produsen dan pemerintah maka pasar tradisional serta pasar modern bisa dibanjiri oleh minyak goreng curah dan minyak goreng bermerek hasil olahan lokal.
“Mudah - mudahan dengan itu, kita bisa membanjir kembali pasar-pasar tradisional atau pasar modern dengan curah atau minyak goreng merk kita,” imbuh Zulhas.
Pernyataan Zulhas berbeda dengan Ketua bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Ahmad Choirul Furqon. Ia mengatakan, di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur harganya sudah mencapai Rp. 16.000.
Padahal, jika mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 49/2022 tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Rakyat, harga minyak goreng yang dipatok pemerintah sebesar Rp14.000,00 /liter atau Rpl5.500,00/kg untuk MGR dalam bentuk curah
"Yang semakin parah adalah harga Minyak Goreng subsidi ini sudah melampaui HET dan sangat jauh. Kami mendapat keluhan dari banyak pedagang pasar di berbagai wilayah. Seperti di sejumlah pasar di DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, harga minyak goreng subsidi ini sudah mencapai Rp. 16.000, tentu ini sangat merugikan banyak pihak," jelas Ahmad Choirul Furqon dalam keterang resmi yang diperoleh tirto.id
Saat ini, lanjut Furqon, minyak goreng subsidi merk minyak kita mulai sulit untuk dicari.
"Minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Saat ini minyak goreng subsidi di lapangan sudah mengalami kelangkaan. Kalaupun ada itu pun harganya sudah tidak sesuai HET, bahkan jauh dari batas HET," kata Forqon
Ia menilai kondisi ini tidak wajar atau terdapat sebuah Anomali.
"Kelangkaan minyak goreng ini menjadi terasa aneh karena sudah memasuki momentum yang sangat menentukan,yaitu Pemilu dan 2 bulan menjelang Bulan Ramadhan," ucapnya
.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat