Menuju konten utama

Format Baru Liga Champion 2024-25: Kenapa Fase Grup Dihapus?

Format baru Liga Champion mulai 2024/2025: kenapa fase grup dihapus dan diganti league phase? Bagaimana konsep baru UCL dan jumlah peserta?

Format Baru Liga Champion 2024-25: Kenapa Fase Grup Dihapus?
Orang-orang mengambil gambar trofi Liga Europa dan Liga Champions di markas Union Europeenne de Football Amateur (UEFA) di Nyon 25 November 2009. Perwakilan sembilan negara bertemu dengan UEFA pada hari Rabu setelah polisi Jerman mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah membongkar sebuah geng dengan lebih dari 200 tersangka anggota yang beroperasi di sembilan liga Eropa. REUTERS/Denis Balibouse

tirto.id - Format baru Liga Champion (UCL) mulai 2024/2025 tak lagi dimulai dari fase penyisihan grup, melainkan dari fase penyisihan liga atau league phase. Sejak tahun ini, UCL diikuti 36 tim, naik dari edisi sebelumnya yang hanya 32 tim. Lantas, apa alasan UEFA menghapus fase grup dan memakai format baru?

Perubahan format dengan penghapusan fase penyisihan grup akan jadi pembeda UCL mulai musim ini dibandingkan dengan yang sudah-sudah. Pasalnya, fase grup sudah dipakai UCL sejak musim 1991/1992 atau sejak pertama kali kompetisi ini menyandang nama Liga Champion. Sebelum itu, UCL yang dikenal sebagai European Cup, menggunakan format babak gugur saja.

Perubahan jumlah peserta UCL mulai 2024/2025 ini juga menjadi kali pertama sejak 2003/2004. Selama 2 dasawarsa, UCL paten menggunakan format 32 tim dengan fase grup, lantas babak gugur dimulai dari 16 besar.

Dalam rentang 2003/2004 sampai 2023/2024 lalu, total 32 tim yang tampil di babak utama, dibagi ke dalam 8 grup.

Berikutnya, 2 tim teratas dari tiap-tiap grup akan tampil di 16 besar. Sementara itu, tim peringkat ke-3 grup bakal terjun ke babak gugur atau playoff-gugur Liga Europa (UEL).

Kali ini, tak ada lagi fase penyisihan grup. UCL 2024/2025 akan diawali dengan fase liga yang diikuti 36 tim dengan klasemen tunggal. Sebanyak 24 tim teratas bakal tampil di fase gugur. Catatan penting lain, tidak ada lagi tim UCL yang bakal terjun ke UEL.

Format Baru UCL 2024/2025: Alasan Fase Grup Ditiadakan

Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) menyatakan bahwa penghapusan sistem penyisihan grup menjadi fase liga bakal meningkatkan persaingan UCL. Pasalnya, setiap tim akan menjajal lawan lebih banyak ketimbang fase grup.

Pada fase penyisihan liga, ke-36 tim ditempatkan di 1 klasemen tunggal. Namun, para peserta tidak akan berjumpa satu sama lain. Melainkan, setiap tim punya jatah 8 laga dengan 8 lawan berbeda.

Penentuan lawan didasarkan pada pot unggulan. Ada 4 pot yang diisi 9 tim per-pot. Dengan begitu, setiap tim akan menghadapi 2 lawan dari 1 pot, atau jika dijumlahkan sebanyak 8 lawan berbeda dari 4 pot berbeda.

Total 8 laga yang dijalani setiap tim di league phase itu meliputi 4 partai home dan 4 partai away. Dengan demikian, setiap tim di fase penyisihan liga tak akan berjumpa lawan yang sama untuk 2 leg. Laga 2 leg baru berlaku di fase gugur yang dimulai dari playoff-16 besar serta babak utama 16 besar.

“Hal ini memberi kesempatan bagi klub untuk menguji diri mereka sendiri melawan lawan yang lebih beragam. Ini juga meningkatkan prospek bagi para penggemar untuk melihat tim-tim papan atas saling berhadapan lebih sering dan lebih awal dalam kompetisi,” tulis keterangan UEFA dalam laman resminya.

“Hal ini juga akan menghasilkan pertandingan yang lebih kompetitif bagi setiap klub secara keseluruhan,” sambung UEFA.

Konsep league phase ini memang jauh berbeda halnya dengan fase grup. Misalnya, format UCL pada periode 2003/2004 hingga 2023/2024 lalu saat fase penyisihan dimulai dengan 4 tim per-grup. Dalam fase itu, setiap tim akan menjalani 6 laga dengan 3 lawan berbeda. Satu lawan akan dihadapi dalam 2 leg kandang-tandang.

Perubahan fase grup menjadi fase liga, disebut UEFA juga bakal membuat semua laga babak penyisihan nanti bakal krusial. Untuk lolos ke fase gugur, setiap tim mesti menempati posisi 24 besar dari 36 tim.

Penentuannya, 8 tim teratas fase liga lolos otomatis ke babak utama 16 besar. Sedangkan tim peringkat 9-16 akan berjumpa tim peringkat 17-24 untuk fase playoff-gugur. Pemenang playoff-gugur akan lolos ke 16 besar untuk menantang 8 tim teratas tersebut.

“Setiap pertandingan penting. Format liga baru akan memastikan bahwa hasil apa pun berpotensi mengubah posisi tim secara drastis, hingga dan termasuk pertandingan terakhir,” terang UEFA.

“Menang atau kalah dalam pertandingan terakhir fase liga dapat menentukan apakah tim lolos otomatis ke babak 16 besar, masuk babak play-off, atau tersingkir dari kompetisi sama sekali,” sambung UEFA.

Format Baru UCL 2024/2025: Tidak Ada Siklus Sevilla

Perubahan signifikan lain dari format baru ialah tak ada kemungkinan lagi bagi tim asal UCL terjun untuk mendapatkan second chance di UEL. Pasalnya, tim yang gagal lolos ke fase gugur UCL akan otomatis tersingkir dari kompetisi.

“Tim yang berada di posisi ke-25 atau lebih rendah akan tereliminasi, tanpa akses ke Liga Europa,” tulis UEFA.

Perubahan ini menutup peluang terciptanya siklus unik yang kerap dialami Sevilla. Los Nervionenses yang berstatus sebagai tim tersukses UEL (7 kali juara) ini memang kerap menciptakan keajaiban dengan format lama.

Sevilla dalam beberapa musim terakhir kerap kali tampil di fase grup UCL. Menariknya, Los Nervionenses justru sering berkutat di UEL selama periode tersebut. Seperti musim 2022/2023 lalu, mereka menjuarai UEL kendati sempat tampil di fase grup UCL.

Pada musim tersebut, Sevilla hanya menempati posisi ke-3 Grup G UCL 2022/2023. Alhasil, Los Nervionenses terjun ke playoff gugur UEL 2022/2023. Sevilla lantas lolos ke final untuk mengondol gelar ke-7 UEL.

Hal yang sama diciptakan Sevilla musim 2015/2016 silam. Mereka kala itu menghuni posisi ke-3 Grup D yang membuat Los Nervionenses lolos ke fase gugur 32 besar UEL 2015/2016. Di akhir kompetisi, Sevilla meraih gelar UEL. Sevilla tercatat 2 kali terjun ke fase gugur UEL dalam 3 kesempatan terakhir tampil di fase grup UCL.

Hal serupa pernah diciptakan Chelsea musim 2012/2013 silam. Kala itu, Chelsea sebenarnya tampil di fase grup UCL 2012/2013 lantaran berstatus sebagai juara bertahan UCL 2011/2012.

Mereka lantas hanya menduduki posisi ke-3 grup UCL untuk terjun ke fase gugur UEL. The Blues kemudian membayar kegagalan di UCL dengan menjuarai UEL musim 2012/2013. Prestasi itu menjadi unik, karena Chelsea menjadi jawara UCL dan UEL dalam 2 musim beruntun.

Sejarah yang diciptakan Chelsea jelas tak akan lagi terulang. Pasalnya, tim juara UCL otomatis akan lolos ke UCL musim berikutnya. Pun demikian, tim dari UCL dipastikan tak akan bisa terjun ke UEL.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Fitra Firdaus