tirto.id - Pihak kementerian pertahanan dan pemerintah menegaskan bahwa program food estate alis lumbung pangan tidak gagal. Mereka justru menilai program tersebut terus disempurnakan demi memenuhi kebutuhan pangan bangsa.
Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, program food estate terus berjalan dan terus disempurnakan oleh pemerintah.
"Program food estate masih terus dikerjakan dan terus disempurnakan. Tidak ada program yang gagal, bisa masih dalam proses pengerjaan," kata Dahnil kepada Tirto, Senin (22/1/2024).
Dahnil mengatakan, wajar bila masih ada tanaman rusak dalam siklus tanam. Ia justru menilai, program food estate mulai memberikan hasil yang positif di berbagai daerah, termasuk Kalimantan Tengah. Saat ini, penanaman tidak terbatas singkong, tapi sudah mulai menanam jagung.
Sementara itu, Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana menegaskan bahwa kebijakan food estate dilakukan dalam merespon kondisi perekonomian global yang buruk. Dunia sedang diterpa krisis pangan yang mengakibatkan harga pangan melonjak tinggi dan pasokan terganggu.
"Itu lah sebabnya mengapa bapak presiden mendorong untuk merespon dampak pandemi dan kemudian munculnya situasi krisis pangan itu dengan kebijakan lumbung pangan," kata Ari di Gedung Utama Kemensetneg, Jakarta, Senin.
Ari mengatakan, pemerintah mencoba membangun lumbung pangan demi menjaga kemandirian dan ketersediaan pangan. Namun, pelaksanaan program tentu ada evaluasi, perbaikan dan penyempurnaan demi memenuhi target.
Oleh karena itu, ia menilai program food estate bukan gagal melainkan terus dievaluasi untuk disempurnakan. "Iya dievaluasi terus karena tentu implementasinya ada beberapa hal yang sifatnya kompleks yang perlu dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan," kata Ari.
Program food estate menjadi perbincangan hangat saat debat keempat Piplres 2024 pada Minggu (21/1/2024). Dua cawapres berpendapat bahwa program yang digagas di era Presiden Jokowi itu gagal.
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar misalnya, mengkritisi upaya pengadaan pangan lewat food estate yang dinilai mengesampingkan petani dan masyarakat adat.
"Di sisi yang lain kita sangat prihatin upaya pengadaan pangan nasional dilakukan melalui food estate. Food estate terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat kita, menghasilkan konflik agraria dan bahkan merusak lingkungan kita. Ini harus dihentikan," kata Muhaimin dalam debat, Minggu.
Cawapres 03 Mahfud MD juga mengkritik program food estate yang dinilai tidak menjaga kelestarian lingkungan alam.
"Maka kami punya program petani bangga bertani, di laut jaya, nelayan sejahtera. Jangan misalnya seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan," kata Mahfud.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dwi Ayuningtyas