tirto.id - Komisi IV DPR RI menilai target Kementerian Pertanian mencetak 30 ribu hektare lahan baru di Kalimantan Tengah untuk ketahanan pangan (food estate) terancam gagal.
Ketua Komisi IV, Sudin menilai target Kementan terlalu tinggi untuk bisa menyelesaikan sisa lahan yang belum digarap.
Dari target 30 ribu hektare, masih ada 10 ribu hektare belum digarap. Sedangkan Kementerian Pertanian menjanjikan sisanya bisa diselesaikan akhir November atau kurang dari dua pekan lagi.
"Saya gak yakin 10 ribu hektar selesai akhir November. Apa mungkin itu? Kalau saya pribadi mohon maaf itu tidak masuk akal," kata Sudin dalam rapat dengan Kementan di gedung DPR RI, Selasa (17/11/2020).
Sudin juga mengkritisi, target penggarapan lahan bukan perkara pembersihan lahan disertai kelengkapan sumber air berupa pembangunan irigasinya.
"Gini deh, kami juga punya [kebun] itu selesai 4 bulan untuk [10 ribu hektar] aja udah mending," terang dia.
Pernyataan ini juga dikritisi, juga oleh Wakil Ketua Komisi IV, Budisatrio Djiwandono. Ia mengatakan target penyelesaian penggarapan lahan food estate tidak masuk akal.
"Bapak dengan gampang bilang beres 10 ribu hektare pada akhir November 2020? Saya garuk-garuk kepala. Kita kerja 3.000-4.000 hektare ini kerja rodi? Jangan dengan gampang bilang 10 ribu hektare dalam 13 hari ini [selesai]. Haduh! Bingung. Khawatir program food estate ini bisa gagal," terang dia.
Program food estate merupakan inisiasi Presiden Jokowi untuk menciptakan cadangan logistik nasional. Ia menugasi bekas rivalnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertanggung jawab merealisasikan program pemerintah. Namun, belakangan Prabowo mengklaim hanya fokus penanaman singkong dalam food estate.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Momon Rusmono, capaian food estate hingga saat ini sudah ada sekitar 19 ribu hektare atau sekitar 63 persen tergarap. Ia mengklaim 5.000 ha di antaranya sudah ditanami padi.
“Sisanya, sekitar 10 ribu hektare, ditarget selesai pada akhir November 2020," katanya.
Ia juga mengklaim Kementan telah menyalurkan benih untuk 24.195 hektare, dolomit untuk 25.500 hektare, pupuk NPK untuk 7 ribu hektare, serta pupuk hayati, herbisida, dan urea.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali