Menuju konten utama

Film Animasi Mesir Pertama Tayang Setelah 20 Tahun Digarap

The Knight and The Princess, film animasi Mesir tayang pertama kali setelah digarap selama 20 tahun.

Film Animasi Mesir Pertama Tayang Setelah 20 Tahun Digarap
Film the knight & the princess. FOTO/elcinema.com

tirto.id - The Knight and The Princess, film animasi pertama dari Mesir akhirnya tayang Senin (23/09/2019) waktu Mesir.

Film fitur animasi pertama yang pernah dibuat oleh sineas Mesir ini diluncurkan dalam acara El Gouna Film Festival (GFF) edisi ketiga di El Gouna, Mesir. Film ini tayang setelah merampungkan 20 tahun penggarapannya.

Dilansir Euronews, beberapa pemeran dalam penggarapan film tersebut mendapat momen khusus dalam GFF tahun ini. Amina Rizk, pengisi suara ibu dalam film ini serta Sa'eed Saleh telah meninggal dunia sebelum penggarapan film ini selesai.

"Saya sangat senang dengan (tayangnya) film ini, dan ini sangat mengejutkan bagi saya," ujar Abdel Rahman Abou Zahra, pengisi suara tokoh pemahat batu dalam film ini.

Ia bahkan mengaku tidak mengetahui judul film yang ia perankan 17 tahun yang lalu ini. Ia baru mengetahuinya setelah diundang ke acara festival film Elgouna.

"Saya merekam suara saya sewaktu masih muda dulu," tambahnya.

Alabbas bin Alabbas, produser film ini mengatakan, banyak tantangan yang dihadapi dalam proses pembuatan film ini, sehingga memakan waktu yang terlampau lama. Sebab lainnya, akunya, karena baru The Knight and The Princess film animasi yang pernah dibuat dari Mesir.

"Membuat film ini merupakan tantangan besar bagi kami. Proyek ini dimulai 20 tahun yang lalu, dan menghadapi berbagai rintangan dalam proses pembuatannya. Namun, kami tidak pantang menyerah," ujar Alabbas dalam situs berita lokal Mesir, Egypt Today.

Film ini, lanjut Alabbas, murni dibuat oleh orang Mesir, tanpa bantuan ahli dari mancanegara.

"Kami terus melanjutkan penggarapan film ini. Misi kami adalah untuk membuktikan bahwa kami juga mampu (secara mandiri) menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan untuk membuat film animasi khas Arab," ucapnya menambahkan.

Dia dan krunya harus melatih para animator dalam negeri terlebih dahulu untuk mendapatkan gerakan visual terbaik, sesuai dengan karakter dan adegan perang yang penuh aksi. Seperti adegan menunggang gajah dan adegan adu pedang yang menurutnya membutuhkan hingga dua juta penggambaran adegan.

Film ini terinspirasi dari kisah nyata di abad ketujuh. Mohammed bin Al-Qasim (Medhat Saleh), seorang pemuda dari Basra, mendengar kabar tentang prompak yang menculik wanita dan anak-anak dari kapal penumpang di lautan India.

Bersama Zeid, kawan lamanya serta Abu Al-Saud, mentornya, ia keluar dari kota dan mencoba mencari perompak tersebut.

Di tengah perjalanan, ketiganya menemui petualangan yang mendebarkan. Al-Qasim yang masih berusia 17 tahun harus berhadapaan dengan Raja Daher yang zalim. Raja Daher ternyata berafiliasi dengan para perompak ini dan menerima keuntungan dari barang yang mereka jarah.

Dalam perjalanan, Qasim juga bertemu dengan puteri yang cantik jelita, Puteri Lubna (Donia Samir Ghanem).

Film animasi berbahasa Arab ini menyuguhkan dua gaya bahasa yang berbeda. Mayoritas cerita menggunakan bahasa Arab resmi standar. Dialek Mesir juga beberapa kali ditampilkan oleh duo karakter jin, Shamhourish (Maged El Kedwany) dan Bakto (Mohammed Henedi).

Penayangan film ini mendapat respons positif dari panitia GFF 2019. Amir Ramses, Direktur Artistik El-Gouna Film Festival mengapresiasi keberhasilan Alabbas dan timnya dalam menggarap film ini.

"Kami sangat senang dapat menayangkan film The Knight and The Princess dalam GFF 2019 edisi ketiga ini. Kehadiran film ini akan menjadi nilai tambah bagi kami, karena film ini bukan hanya menjadi pelopor genre film yang dulit diproduksi di Mesir, tapi juga menandai kembalinya Bashir Al-Deek, seorang sutradara dan penulis yang terkenal dalam film-film neorealisme Mesir," katanya dalam situs resmi GFF 2019.

Film ini diisi suara oleh banyak aktor dan aktris Mesir terkenal, seperti Mohamed Henidi, Medhat Saleh, Donia Smir Ghanem, Maged al-Kedwany, Abdel Rahman Abu Zahra, dan Abla Kamel. Selain itu, almarhum Saeed Saleh, Amina Rizk dan Mohamed al-Defrawy juga pernah berpartisipasi dalam pembuatan film ini.

Naskah film ini ditulis oleh Bashir al-Deek, yang juga menjadi sutradara. Ilustrasi dilakukan oleh mendiang kartunis Mostafa Hussein, dan soundtrack-nya disusun oleh Haitham al-Khamisy.

The Knight and The Princess ditayangkan secara premier di GFF 2019 pada hari kelima penyelenggaraan festival tersebut. Sedangkan, film tersebut akan didistribusikan secara luas pada bulan Oktober nanti, dilansir dari Egypt Today.

Baca juga artikel terkait FILM ANIMASI atau tulisan lainnya dari Adilan Bill Azmy

tirto.id - Film
Kontributor: Adilan Bill Azmy
Penulis: Adilan Bill Azmy
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno