tirto.id - Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte akan mengejar pertumbuhan ekonomi tahunan 7-8 persen atau lebih tinggi lagi dari angka itu untuk memangkas kemiskinan, kata juru bicara Duterte seperti dikutip dari kantor berita Reuters.
"Jika kita ingin mengurangi tingkat kemiskinan, kita membutuhkan pertumbuhan yang lebih tinggi," kata sang juru bicara, Peter Lavina.
Sebagai catatan, di bawah Presiden Benigno Aquino, pertumbuhan ekonomi per tahun Filipina mencapai 6 persen dan tahun ini ditargetkan pada angka 6,8-7,8 persen, salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Namun demikian, seperti dikutip dari BBC, fakta statistik menunjukkan 25% dari penduduk Filipina masih hidup di bawah garis kemiskinan - sebuah angka yang tidak banyak berubah dalam dua dekade terakhir.
Sementara itu, para ahli di negara tersebut mengatakan antara 40% hingga 80% dari para legislator Filipina memiliki koneksi dengan dinasti politik terkait kepentingan pribadi mereka. Sejumlah keluarga dilaporkan mengontrol hampir semua kekayaan negara.
Sebagai catatan, Duterte sendiri adalah sosok yang kontroversial. Sepanjang periode kampanye pemilu, ia sangat terkenal dengan pernyataan-pernyataan provokatif sehingga membuat sang walikota Davao – sebuah kota yang terletak di selatan Filipina – disandingkan dengan calon kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump.
Namun demikian, ia sangat suportif terhadap kaum minoritas, dengan tegas mendukung tuntutan Muslim Moro yang terpinggirkan untuk otonomi yang lebih besar, dan bahkan mendukung pernikahan gay di Negara Katolik Taat tersebut.
Duterte juga dikabarkan akan merombak konstitusi di negara itu, sekaligus akan mendorong perubahan menuju ke arah sistem pemerintahan parlementer.
Ia juga berjanji akan menginisiasi forum multilateral untuk membahas sengketa Laut China Selatan dengan melibatkan seluruh negara yang mengklaim wilayah itu, serta negara lain seperti Jepang dan Amerika Serikat.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara