tirto.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memberikan persetujuan pertamanya perihal imunoterapi untuk pengobatan kanker payudara, Jum’at (8/3/2019).
CNN melaporkan, perawatan ini akan digunakan untuk penderita kanker payudara triple-negative yang bersifat metastasis, artinya tidak dapat diangkat melalui pembedahan dan sel-selnya masuk dalam protein yang disebut PD-L1. Treatment ini dilakukan secara kombinasi antara imunoterapi dan kemoterapi: Tecentriq dan Abraxane.
Pembuat obat asal Swiss, Roche, menyatakan Tecentriq bagus untuk mengobati kanker payudara triple-negative, yang menyumbang sekitar 15 persen dari kasus kanker yang banyak menyerang kaum hawa ini.
Tecentriq sendiri juga telah disetujui sebagai perawatan untuk dua jenis kanker lainnya. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan kemampuan sistem kekebalan untuk menemukan dan membunuh sel-sel kanker.
Diwartakan oleh Associated Press, spesialis kanker payudara Mount Sinai, Dr. Amy Tiersten di New York, menyebut hal ini sebagai “berita yang sangat menarik.”
Keputusan FDA muncul setelah sebuah studi di bulan Oktober yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa terapi memperpanjang perkembangan untuk hidup yang lebih bebas (dimana kanker pasien tidak memburuk dalam beberapa waktu).
Sebuah studi dilakukan terhadap 900 wanita, seperti yang diberitakan Associated Press. Mereka yang menerima pengobatan yang berbiaya sekitar 13.400 dolar AS per bulan ini, ditambah melakukan kemoterapi, kanker mereka rata-rata tidak memburuk dalam dua bulan dibandingkan dengan penderita yang hanya menggunakan kemoterapi.
Dalam subkelompok PD-L1, rata-rata penderita kanker tidak akan memburuk dalam kurun waktu 7,4 bulan bagi mereka yang menerima kombinasi pengobatan.
Hal ini jauh lebih lama dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan kemoterapi dengan placebo, yang mencapai ‘hanya’ 4,8 bulan, menurut pengumuman FDA. Uji coba ini didanai oleh Genentech Inc., pabrik pembuat Tecentriq.
FDA dalam laman resminya menyebutkan, efek samping yang paling umum terjadi (dilaporkan pada ≥ 20 persen pasien) ketika menerima pengobatan atezolizumab (Tecentriq) dengan ikatan protein paclitaxel adalah alopecia, neuropati perifer, kelelahan, mual, diare, anemia, konstipasi, batuk, sakit kepala, neutropenia, muntah, dan nafsu makan berkurang.
Indikasi ini disetujui berdasarkan persetujuan yang dipercepat berdasarkan perkembangan ‘hidup bebas’ pasien kanker. Persetujuan berkelanjutan untuk indikasi ini mungkin bergantung pada verifikasi dan deskripsi manfaat klinis dalam uji coba konfirmasi.
Penulis: Alifa Justisia
Editor: Yantina Debora