tirto.id - Forum Betawi Rempug (FBR) menolak calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dari Partai Kesejahteraan Sosial (PKS), hal itu berdasarkan karena tidak adanya pengenalan dari para cawagub, sehingga FBR menyatakan tidak mengenalinya.
"Betul [FBR menolak cawagub dari PKS],"kata Ketua Umum FBR Luthfi Hakim saat dimintai konfirmasi pada Selasa (26/2/2019).
Luthfi menyampaikan alasannya melalui sebuah pantun. Pantun tersebut berbunyi:
Beras kencur dicampur es
Dibelinya dekat terminal
Nyok tolak wagub PKS
Sebab warga tidak kenal
Partai Gerindra dan PKS meloloskan dua dari tiga nama sebagai cawagub, yakni Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu.
Keberlangsungan pemilihan cawagub DKI Jakarta, mulai pengusungan dari partai, pelaksanaan fit and proper test yang berlangsung pada Minggu (27/1/2019), hingga Forum Group Discussion (FGD) secara tertutup. Wartawan dan publik tidak diperkenankan untuk hadir.
Bentuk tersebut juga sempat dikritik oleh Ujang Komaruddin, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review.
"Bentuk fit and proper test seharusnya terbuka. Dengan itu, proses politik ini tidak akan berlarut-larut jika para elit di DKI memang berniat untuk membangun DKI, bukan hanya untuk kepentingan pihak sendiri atau partai, sebagaimana yang terjadi selama ini," kata Ujang kepada reporter Tirto pada Kamis (7/2/2019).
Ujang juga mengatakan tertutupnya pelaksanaan pemilihan cawagub menunjukan tidak hormatnya pihak tersebut pada sistem demokrasi.
"Kalau kita mau membangun demokrasi yang kuat, yang memiliki akuntabilitas terhadap publik, fit and proper itu dilakukan secara terbuka," tegas Ujang.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno