Menuju konten utama

Fakta-Fakta Kasus Kalideres Terbaru: Keluarga Simpan Mayat Ibu?

Fakta terbaru kasus Kalideres: keluarga diduga menyimpan mayat ibu Margaretha.

Fakta-Fakta Kasus Kalideres Terbaru: Keluarga Simpan Mayat Ibu?
Rumah satu keluarga yang tewas yang berlokasi di perumahan Citra Satu Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022) (ANTARA / Walda)

tirto.id - Polisi masih terus menyelidiki kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Fakta-fakta baru ditemukan, keterangan saksi terus dikumpulkan, tetapi belum ada titik terang.

Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab tewasnya satu keluarga yang terdiri dari empat orang anggota ini. Keempatnya yaitu Dian (anak), Margaretha (ibu), Rudiyanto (ayah), dan Budiyanto (adik Margaretha).

Salah satu fakta terbaru datang dari keterangan saksi pegawai koperasi simpan pinjam yang sempat menanyakan bau busuk yang berasal dari rumah Rudiyanto Gunawan.

Warga menemukan empat penghuni rumah itu telah tewas dan berbau busuk pada 10 November 2022. Jenazah pertama yakni Rudiyanto Gunawan, warga menemukannya di atas kasur kamar belakang.

Kemudian di kamar depan ada jenazah Margaretha di atas kasur dan jenazah Dian terbaring di lantai. Sementara jasad Budiyanto ditemukan telentang di sofa ruang tamu.

Fakta Terbaru Kasus Kematian Keluarga Kalideres

1. Saksi Lihat Mayat Margaretha pada Mei 2022

Pegawai koperasi menyambangi kediaman keluarga itu pada 13 Mei 2022 untuk survei rumah karena rumah tersebut hendak digadaikan.

Si pegawai datang bersama rekannya dan perantara jual beli rumah. Budiyanto Gunawan menerima kedatangan mereka. Pegawai koperasi meminta agar dia bertemu langsung dengan Margaretha selaku pemilik sertifikat.

"Saat itu diterima oleh Budiyanto, begitu buka gerbang langsung terasa bau busuk. Ditanyakan kepada pihak [pemilik] rumah 'kok bau?', jawabannya 'got yang lupa dibersihkan'," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Kemudian ia dipersilakan masuk dan bertemu dengan Dian, anak Margaretha. Dian mengaku ibunya tidur di kamar dan karena sensitif terhadap cahaya, maka lampu kamar tidak dinyalakan.

Si pegawai pun membangunkan Margaretha, namun tiada respons. Karena curiga, si pegawai menyalakan lampu senter dari ponselnya. "Begitu dilihat langsung teriak ‘Allahuakbar’, ini [Margaretha] sudah [jadi] mayat,” terang Hengki.

2. Budiyanto Minta Pegawai Diam

Pegawai tersebut segera keluar kamar dan ingin pergi dari rumah itu secapatnya. Dia pun mengajak rekannya untuk angkat kaki, namun Budiyanto sempat berpesan kepadanya: "Tolong jangan dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan ke pihak RT atau warga sini."

"Dan ternyata memang tidak dilaporkan," ucap Hengki.

Hengki pun menyesalkan peristiwa itu tidak langsung dilaporkan kepada pihak berwajib, meski sudah ada pihak yang mengetahui kejadian tersebut.

"Yang kami sesalkan, seharusnya kita semua sebagai warga masyarakat tidak boleh permisif, kejadian seperti ini agar dilaporkan," tegas Hengki.

3. Polisi Bantah Penyebabnya karena Perampokan

Penyidik Polda Metro Jaya mematahkan dugaan bahwa kematian satu keluarga berjumlah empat orang di dalam salah satu rumah Kalideres, Jakarta Barat, adalah akibat aksi perampokan.

"Jadi, praduga awal yang menyatakan bahwa ada pencurian mobil, terus barang-barang yang ada di rumah, sementara bisa kita patahkan," kata Hengki.

Hengki mengungkapkan dugaan perampokan bisa dipatahkan setelah tim penyidik menemukan adanya bukti digital komunikasi dari salah satu penghuni rumah untuk menjual sejumlah barang dari rumah tersebut.

"Salah satu penghuni, ternyata yang bersangkutan pernah menghubungi salah satu nomor, ini terkait dari penjualan barang-barang yang ada di rumah, apakah itu mobil, kendaraan, kemudian penjualan AC, kulkas, blender, TV," ujarnya.

Pihak kepolisian juga telah melacak dan memintai keterangan kepada pihak pembeli barang tersebut dan atas dasar keterangan dan temuan penyidik, maka dugaan perampokan bisa dipatahkan.

4. Polisi Identifikasi Profil Psikologis

Polda Metro Jaya melibatkan tim dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) untuk menyelidiki kasus kematian keluarga di Kalideres.

"Kegiatan autopsi psikologis ini tujuannya adalah kami ingin mengidentifikasi profil psikologis dari anggota keluarga yang ada di TKP (tempat kejadian perkara) tersebut," kata Pengurus Pusat Aksifor Nathanael Sumampaw, Senin (21/11/2022).

Nathanael mengatakan hal yang akan dipelajari oleh tim psikologi forensik adalah interaksi satu sama lain, interaksi dengan masyarakat sekitar dan interaksi dengan anggota keluarga yang mengenal mereka.

"Kami juga mencoba untuk mengenali apa ciri psikologisnya, karakter khas dari masing-masing anggota keluarga tersebut, pola tingkah lakunya, karena ini menjadi data yang penting untuk kita memahami mengenai kasus ini," ujarnya.

Tim juga akan mempelajari TKP tersebut dan memeriksa sejumlah barang yang ditemukan di lokasi, khususnya buku-buku dan dokumen.

Semua hal yang ditemukan oleh Tim Psikologi Forensik nantinya akan dirangkum dan diserahkan kepada penyidik, harapannya bisa menjadi salah satu petunjuk untuk mengungkap tabir misteri meninggalnya satu keluarga tersebut.

5. Polisi Periksa Anak Korban yang Tinggal di Luar Kota

Polisi juga sudah memeriksa dua anak perempuan dari korban meninggal satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

"Ada dua anak mereka yang tinggal di Bekasi, sudah dilakukan pemeriksaan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan di Jakarta, Jumat.

Kedua saksi baru yang diperiksa tersebut adalah putri dari Rudiyanto dan Margaretha. Keduanya tidak tidak serumah dengan orang tuanya.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Hukum
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya