tirto.id - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta pemerintah mengumumkan struktur pemegang saham baru PT. Freeport Indonesia (PTFI) pasca disepakatinya Heads of Agreement (HoA) atau kesepakatan pokok peralihan sebagian kepemilikan saham perusahaan itu, Kamis (12/7/2018).
Menurut Fahri, penjelasan ihwal siapa pemegang saham dan asal uang untuk divestasi saham PTFI harus dijelaskan ke publik. Sebabnya, ketiadaan informasi soal pemegang saham dapat berujung pada munculnya masalah di masa depan.
"Masalahnya itu karena adanya deal yang tidak transparan dari pemerintah yang menggunakan pihak ketiga dan keempat, yang faktanya itu bukan divestasi, hanya pengalihan saham di antara perusahaan dan pembagian-pembagian yang menyebabkan tidak utuh yang 51 persen itu," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Pemerintah dan FCX, pemilik mayoritas saham PTFI saat ini, sepakat mengambil skema divestasi 51 persen saham melalui hak partisipasi (participating interest) perusahaan tambang asal Inggris-Australia, Rio Tinto, pada tambang Grasberg di Papua.
Pemerintah melalui tangan BUMN PT Inalum akan mengeksekusi skema ini yang memungkinkan kepemilikan saham Inalum di PTFI bertambah dari 9,36 persen menjadi sekitar 51,38 persen. Menteri BUMN Rini Soemarno menyebutkan Inalum harus mengeluarkan dana sebesar 3,85 miliar dolar AS untuk membeli 40 persen hak partisipasi Rio Tinto di tambang Grasberg.
Fahri mengatakan, pemerintah harus berterus terang ke publik ihwal asal dana untuk divestasi. Ia khawatir jika ternyata uang pembelian saham PTFI justru berasal dari perusahaan swasta atau konglomerat tambang yang hendak mengendalikan PTFI.
"Jadi jangan bikin pengumuman pencitraan begitu, tapi bikin pengumuman struktur sahamnya itu sekarang punya siapa, siapa saja yang punya hak di situ, kemudian saham itu diagunkan ke siapa," kata Fahri.
Skema divestasi 51 persen tak cukup hanya mengambil 40 persen hak partisipasi Rio Tinto di tambang Grasberg, Inalum juga harus membeli 100 persen saham FCX di PT Indocopper Investama yang memiliki saham sebesar 9,36 persen di PTFI. Sebanyak 81,28 persen saham PTFI dimiliki oleh FCX. PT Indocopper Investama Corp dan pemerintah Indonesia masing-masing 9,36 persen.
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, menargetkan transaksi dana sebesar 3,85 miliar dolar AS bakal selesai dalam kurun waktu dua bulan. Mengenai sumber pendanaan, Budi enggan berkomentar banyak. Ia hanya menyebutkan ada 11 bank yang telah siap untuk ikut mendanai proses divestasi saham.
Budi menegaskan posisi cash yang dimiliki Inalum dan holding minyak dan gas (migas) BUMN ada sekitar 1,5 miliar dolar AS. “Nantinya untuk ke Rio Tinto sebesar 3,5 miliar dolar AS dan ke FCX sebesar 350 juta dolar AS,” ucap Budi.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yantina Debora