Menuju konten utama

Facebook Tetap Bisa Lacak Data dari Akun yang Telah Dinonaktifkan

Meski telah dinonaktifkan sementara, pihak Facebook masih bisa mengakses data pribadi si pengguna seperti alamat email, nomor telepon dan lainnya.

Facebook Tetap Bisa Lacak Data dari Akun yang Telah Dinonaktifkan
Chuck Goolsbee, direktur situs untuk pusat data Prineville Facebook, menunjukkan server komputer yang menyimpan foto pengguna dan data lainnya, di situs Facebook di Prineville, Oregon. Facebook sering membela pengumpulan data dan aktivitas berbagi dengan mencatat bahwa itu mematuhi privasi kebijakan yang dibagikan dengan pengguna. Andy Tullis / The Bulletin melalui AP

tirto.id - Facebook memiliki fitur “deactivate account”, yang memungkinkan seseorang untuk menon-aktifkan sementara akun Facebook mereka.

Setelah dinonaktifkan, akun tersebut menjadi tidak bisa dilihat, dicari, hilang ataupun tak bisa dilacak sesama pengguna di dunia maya. Namun, pihak Facebook masih bisa mengakses data dari akun non-aktif tersebut.

Melansir Cnet, Facebook dan media sosial lainnya dapat mengakses informasi mengenai apa saja yang kita lakukan saat sedang online.

Data-data dasar lainnya, seperti email, nomor telepon, biodata, hobi, dan ketertarikan juga terbuka bagi akses Facebook.

Facebook mengatakan, hanya dengan menghapus akun secara permanen yang dapat menghentikan akses data sebuah akun.

Deactivate account hanya menghalangi akses akun lain untuk melacak sebuah akun, dan menghentikan pemberitahuan masuk di akun seseorang.

Menonaktifkan akun sementara justru langkah berbahaya karena Facebook tetap mengoleksi data pribadi, kalau-kalau akun tersebut diaktifkan kembali.

Singkatnya, akun yang dideaktivasi hanya disembunyikan dari jagat Facebook, namun datanya tidak tersembunyi dari bank data perusahaan teknologi Facebook sendiri.

Facebook masih mengharapkan akun-akun yang dideaktivasi untuk kembali mengaktifkan akunnya kembali dan Facebook kembali mencekokinya dengan iklan-iklan yang telah 'disesuaikan' dengan ketertarikan dan hobi kita.

Lalu, apa perbedaan deaktivasi dan hapus akun di Facebook?

Dalam laman resmi Facebook, dijelaskan bahwa akun yang dideaktivasi bisa diaktifkan kembali kapanpun.

Pesan langsung (direct message) kepada akun lain tetap dapat terlihat di akun tersebut, namun profil dan data-datanya tidak dapat diakses lagi.

Sedangkan, menghapus akun berarti pemilik tidak lagi dapat mengaktifkan akun kembali atau berjejaring di Facebook. Semua data, tanda foto di akun lain, pesan langsung akan ikut terhapus selamanya.

Beberapa orang mengasumsikan bahwa deaktivasi akun akan menghentikan proses pelacakan Facebook terhadap akun yang dimilikinya, padahal tidak demikian. Facebook hanya mengistirahatkan data dari akun tersebut.

Kathleen McGee, Jaksa Umum di Biro Internet New York menyebut bahwa misinformasi ini merupakan salah satu bentuk penipuan.

“Untuk tujuan transparansi konsumen, Saya khawatir bahwa ini adalah tindak penipuan,” kata McGee yang menganggap bahwa penjelasan Facebook mengenai deaktivasi akun dianggap belum menyeluruh.

Facebook memang sedang terkendala masalah privasi data pengguna dengan serangkaian kasus yang menggunakan data pengguna untuk beberapa penyalahgunaan, seperti terlibat dalam politik dan iklan kesehatan.

The Pew Research Center menyebutkan bahwa 42 persen warga Amerika istirahat dari berjejaring online menggunakan Facebook selama tahun 2018 karena alasan keamanan.

Beberapa lainnya memutuskan untuk mengatur ulang data mereka di Facebook, memberikan informasi seminim mungkin di akun mereka.

Lebih lanjut, jika seseorang tidak memiliki akun Facebook, perusahaan teknologi raksasa tersebut masih bisa melacak lokasi, alamat IP, dan data-data lainnya.

Facebook juga bekerja untuk iklan browser dan melalui laman-laman yang mengubah data ke dalam bentuk algoritma, termasuk orang-orang yang menggunakan tombol “Suka” dan “Bagikan”.

Ketika seseorang mengakses laman-laman denga kriteria di atas, maka Facebook dapat melacak datanya.

Yang lebih mengejutkan, cookies pelacakan yang dimiliki Facebook tidak dapat kadaluarsa, sebagaimana diwartakan Makeusof.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk menghentikan proses pelacakan tersebut?

Salah satu caranya dalah dengan menhentikan Script. Beberapa laman mengandalkan script. Script adalah jajaran kode yang dipakai pengiklan (dan keperluan lain) untuk melacak keberadaan seseorang di sebuah laman.

Jika Scripts dapat di blok maka pelacak informasi juga kehilangan jalan untuk mengakses data pengguna.

Memblokir scripts dapat dilakukan dengan menggunakan extensions yang ada di browser ata mesin pencari, seperti noscripts, Privacy Badger, dan uBlock Origin yang bisa didapatkan di browser Mozilla Firefox, Chrome, dan Safari.

Cara lainnya adalah dengan menggunakan mesin pencari atau browser lain selain Google Chrome, karena Google berkaitan dengan Facebook.

Mesin pencari alternatif lainnya seperti Tor, Brave, dan Epic Privacy Browser dapat dicoba.

Selain itu, untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana cara Facebook menggunakan cookies browser pengguna dapat dipelajari di laman Facebook untuk memahami kinerja sehingga risiko penyalahgunaan data dapat diminimalisir.

Baca juga artikel terkait FACEBOOK atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Teknologi
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo