Menuju konten utama

Facebook dan Google Kerja Sama Tandai Berita Bohong

Dua raksasa internet Facebook dan Google bergabung bersama dengan organisasi-organisasi berita untuk meluncurkan tool baru pemeriksa keaslian berita yang dirancang guna mencabut berita-berita bohong di Perancis menjelang pemilihan presiden di negeri ini.

Facebook dan Google Kerja Sama Tandai Berita Bohong
Ilustrasi pengguna Facebook. TIRTO/ANdrey Gromico

tirto.id - Dua raksasa internet Facebook dan Google bergabung bersama dengan organisasi-organisasi berita untuk meluncurkan piranti baru pemeriksa keaslian berita yang dirancang guna mencabut berita-berita bohong di Perancis menjelang pemilihan presiden di negeri ini.

Facebook, jejaring sosial terbesar di dunia ini memiliki 24 juta pengguna di Prancis, atau sepertiga dari total penduduk Prancis. Seperti dilansir dari Antara, Selasa (7/2/2017) Facebook akan bekerja sama dengan delapan organisasi berita Prancis, termasuk kantor berita Agence France-Presse (AFP), saluran berita BFM TV, dan koran L'Express serta Le Monde, untuk meminimalkan risiko berita bohong yang muncul dalam platform mereka.

Total, sebanyak 17 newsroom Prancis diketahui telah bergabung dalam proyek itu, termasuk AFP dan stasiun televisi nasional Perancis milik pemerintah.

Facebook akan melibatkan peran pengguna dalam menandai berita bohong di jejaring sosial ini sehingga artikel-artikel berita bisa dicek ulang kebenarannya oleh organisasi-organisasi berita yang menjadi mitra Facebook.

Facebook menjelaskan akan tersedia ikon unik tersendiri untuk menandai hal itu. Kelak, dengan ikon tersebut, mitra Facebook bisa menunjukkan konten berita itu bermasalah.

Facebook juga mendukung prakarsa terpisah yang diluncurkan Google lewat "CrossCheck" yang menyeru para pengguna mengirimkan tautan-tautan (link) untuk konten yang diragukan kebenarannya kepada situs-situs berita terpercaya sehingga konten itu bisa diinvestigasi.

Facebook juga mengambil langkah dalam melawan berita bohong di Jerman di mana pemerintah negara ini mengutarakan kekhawatirannya atas berita palsu dan ujaran kebencian yang mempengaruhi Pemilu September mendartang di mana Kanselir Angela Merkel berusaha memangku jabatan untuk masa jabatan keempat kalinya.

Di AS, Facebook sudah bekerja dengan situs pemeriksa kebenaran berita Snopes, ABC News dan kantor berita Associated Press untuk memeriksa keaslian berita.

Sebelumnya, jejaring sosial dan agregator berita dikritik keras selama Pemilu Amerika Serikat karena mereka secara tidak sengaja ikut menyebarkan berita-berita bohong.

Baca juga artikel terkait BERITA HOAX atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Teknologi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh