Menuju konten utama

FAC Gandeng Dua Ormas Besar Perkuat Pasar Modal

First Asia Capital (FAC) bekerjasama dengan dua ormas besar Indonesia, yakni jaringan Muhammadiyah dan Nahdlatul 'Ulama (NU) untuk menggandeng calon-calon pemain besar pasar modal.

FAC Gandeng Dua Ormas Besar Perkuat Pasar Modal
Hery Gunawan Muhammad, Branc Manager First Asia Capital.tirto/Erman A

tirto.id - Dalam rangka menambah dan memperkuat investor menjadi bagian dari bisnis pasar modal, First Asia Capital (FAC) bekerjasama dengan dua ormas besar di Indonesia, yakni jaringan Muhammadiyah dan Nahdlatul 'Ulama (NU) untuk menggandeng calon-calon pemain besar pasar modal.

“Strategi kami adalah mensinergiskan dua kekuatan organisasi massa yang memang punya massa yang besar di wilayah Joga-Jateng secara khusus maupun di seluruh Indonesia,” kata Hery Gunawan Muhammad, Branc Manager FAC, saat ditemui dalam acara Sosialisasi dan Edukasi Tax Amnesty di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, Senin (18/7/2016).

Calon-calon pemain besar yang ditargetkan menjadi bagian dari pasar modal ialah mahasiswa dan masyarakat umum melalui bisnis i-Comers. Menurut Hery, calon-calon pemain ini akan diedukasi melalui pendekatan kultural dan juga secara akademik.

“Kita harus selalu hadir secara fisik untuk mengupdate, bahasa tulisan dengan ketemu itu beda. Strategi kami adalah selalu membuat komunitas kecil, karena kalau terputus efeknya bisa negatif, kita harus bisa menyiapkan kesiapan mental mereka, kesiapan psikologis, dan jangan sampai nderek kiai saja dalam bermain saham,” kata Hery.

Titik yang dijadikan pusat sosialisasi dari dua kekuatan tersebut, antara lain UAD, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai jaringan Muhammadiyah. Hery mengaku pihaknya juga akan memasuki pesantren-pesantren dari masing-masing ormas untuk menggandeng calon pemain saham.

Mengenai target investasi yang diharapkan oleh pemerintah, Hery merasa heran, sebab ada banyak calon pemain di Indonesia. Ia menggambarkan bila seluruh mahasiswa UAD saja menjadi number of account, maka jumlah mahasiswa yang lebih dari 5000 orang sudah memenuhi target investasi nasional yang hanya 5000 investor.

Hery menyadari, target nasional tersebut kemungkinan berkaitan dengan number of account yang aktif, sebab jika ada investor tidak aktif atau drownsman account, maka hanya akan merugikan pasar modal.

“Masyarakat akan menilai bahwa pasar modal bukanlah pilihan investasi yang menjanjikan,” terang Hery.

Untuk itu, Hery mengatakan, untuk menjaga sejumlah 5000 investor tersebut diperlukan kesiapan SDM yang memadai. Menurutnya, "percumah jika tidak bisa menjaga jumlah tersebut."

Agar bisa melakukannya, bagi Hery, yang terpenting adalah pemerintah dapat menghargai lisensi SDM yang telah cukup memadai dalam pengembangan pasar modal ini.

Terhadap keputusan Tax Amnesty, Hery berharap tidak berlaku hanya saat kepemimpinan Presiden Joko Widodo saja, melainkan dapat dilanjutkan di rezim lainnya.

Baca juga artikel terkait BISNIS atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Bisnis
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh