tirto.id - Vietnam tengah mempersiapkan pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un yang akan digelar 27-28 Februari 2019.
Vietnam setidaknya menyiapkan keamanan, protokol diplomatik, dan membludaknya media yang ingin meliput pertemuan kedua kepala negara tersebut.
Dilansir Aljazeera, menilik Singapura yang menjadi tuan rumah pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump pada Juni 2018 merupakan persiapan yang kompleks, terburu-buru (karena hanya memiliki waktu 2 minggu persiapan), tapi harus teliti.
“Vietnam memiliki pekerjaan sedikit lebih ringan karena baik AS maupun Korea Utara sudah memiliki template dan buku pedoman dari pertemuan di Singapura Juni lalu,” kata Eugene Tan, professor hukum di Universitas Manajemen Singapura, seperti dikutip Aljazeera.
“Vietnam berkonsultasi dengan Singapura dan Singapura akan menyediakan informasi apapun yang diperlukan. Ini lebih tentang menghaluskan bagian-bagian yang masih kusut dari pertemuan pertama, tentunya akan jadi lebih mudah,” lanjutnya.
Kebutuhan paling mendesak dari pertemuan tersebut adalah keamanan. Mulai dari keamanan fisik dari kedua pemimpin negara dan keamanan lokasi dari hotel hingga tempat temu.
Kedua pihak pastinya memiliki standar privasi masing-masing. Setelah kedua tempat tersebut disetujui, maka kedua negara secara terpisah membicarakan detail untuk perundingan-perundingan yang berisiko tinggi.
Keamanan udara juga perlu diperhatikan di sekitar titik temu, yang kemungkinan akan membuat penerbangan komersial ditunda. Bahkan Singapura pada saat Trump dan Kim berunding, penerbangan komersial keluar masuk Singapura harus ditunda.
India Today mewartakan, sekitar 2,6 ribu wartawan dari dalam dan luar negeri yang akan meliput acara ini, sehingga keamanan kerumunan juga harus tetap terjaga.
Pada pertemuan pertama Trump-Kim di Singapura, Pemerintah Singapura menyiapkan sekitar 5 ribu petugas keamanan berjalan (jogging bodyguards) untuk keamanan. Selain itu, penginapan privat keduanya ditanggung Singapura.
Biaya pertemuan pertama tersebut diestimasikan mencapa 14,8 juta dolar AS. Akan tetapi setelah dihitung-hitung usai acara, Singapura mengeluarkan sekitar 11,8 juta dolar AS.
Jason Tan, dari Zenith Singapore menyatakan biaya sebesar itu dapat dijadikan untuk iklan di Super Bowl. Namun, ia menyatakan pertemuan itu juga membawa keuntungan bagi Singapura.
“Dengan pertemuan ini, kami menerima seminggu penuh liputan, branding positif, dan menunjukkan ketulusan Singapura sebagai sebuah negara,” katanya dikutip Aljazeera.
Singapura merupakan negara yang cukup kaya untuk membiayai kebutuhan pertemuan tersebut. tapi, bagaimana dengan Vietnam?
Menurut Asian Correspondent, beban biaya terbanyak akan dibayarkan untuk keamanan seperti yang dilakukan Singapura. Selain itu, penginapan bagi kedua presiden yang mencapai ribuan dolar (penginapan Kim mencapai 7,4 ribu dolar AS/malam pada pertemuan pertama di Singapura).
Vietnam juga perlu mempersiapkan biaya sebesar 12-14 juta dolar AS untuk pertemuan kedua Trump-Kim. Bagi Singapura, sebagai negara terkaya ke-3 dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto sebesar 2,7 persen tidak begitu bermasalah.
Namun, bagi Vietnam dengan pertumbuhan PDB hanya 1/25 dari Singapura, besaran biaya tersebut tentu akan menjadi beban tersendiri.
Editor: Dipna Videlia Putsanra