tirto.id - Donald Trump menyampaikan bakal bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un pada 27 -28 Februari di Vietnam. Hal itu ia sampaikan dalam pidato di KOngres AS, Selasa (5/2/2019).
Pertemuan Trump dan Kim Jong-un akan menjadi pertemuan kedua dalam satu tahun terakhir. Sebelumnya, Trump dan Kim Jong-un bertemu Juni 2018 di Singapura untuk membahas mengenai denuklirisasi.
Pertemuan ini, seperti dilansir Time akan menuntaskan pembahasan dari pertemuan pertama. Dalam pidatonya Trump juga menyampaikan, “Sandera kita [di Korea Utara] sudah kembali ke rumah, uji nuklir sudah selesai dan tidak ada pelepasan roket misil selama lebih dari 15 bulan,”
Pertemuan kedua ini dianggap Trump sebagai ‘A Bold New Diplomacy’ (Diplomasi Baru yang Berani) dalam pidatonya dihadapan para Kongres.
Melansir USA Today, Trump mengatakan bahwa Korea Utara bukan lagi ancaman nuklir sejak pertemuan pertama berakhir, tapi analis independen mempertanyakan hal tersebut.
Vietnam, dipilih sebagai titik temu Trump dan Jong-un karena memberikan manfaat kepada keduanya.
Bagi Jong-un, Danang (salah satu kota yang diduga akan dipilih sebagai tempat temu selain Hanoi) dekat dan cepat dijangkau oleh Angkatan Udara Korea Utara dan bagi Trump, Vietnam menjadi makna simbolis untuk meningkatkan kerjasama setelah berakhirnya Perang Vietnam.
Masih menurut USA Today, merujuk pada berhentinya uji nuklir, Trump menyebut Korea Utara sebagai puncak pencapaian diplomasi luar negerinya.
Trump dan Joung-un bertukar surat dan Trump berulang kali mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan yang sangat baik dengan Jong-un.
“Masih banyak pekerjaan untuk diselesaikan, tapi hubungan saya dengan Kim Jong-un sangat baik,” ucapnya pada pidato Selasa (5/2/2019).
Dilansir Fortune, Stephen Biegun, Wakil Hubungan Korea Utara-AS yang mengunjungi Pyongyang hari ini (6/2/2019) sebelumnya menyampaikan pidato yang berisi seluruh kebijakan AS terhadap Korea Utara.
Minggu sebelumnya, Dan Coats, Direktur Intelijen Internasional mengatakan bahwa kecil kemungkinannya Korea Utara untuk menghentikan proyek nuklirnya, karena pandangan Kim Jong-un bahwa ‘Nuklir adalah tentara utama untuk mempertahankan rezim’.
Editor: Yantina Debora