tirto.id - Kegiatan buka puasa bersama (bukber) marak dilakukan oleh masyarakat di bulan Ramadan seperti sekarang ini. Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyatakan meskipun kondisi pandemi COVID-19 telah melandai, ada beberapa kelompok masyarakat yang diminta waspada jika ingin melakukan kegiatan bukber.
“Untuk masyarakat ya relatif aman ya untuk bukber, tapi tentu tetap harus waspada karena ini COVID masih bersirkulasi dan terutama dia sudah membawa risiko proporsional, yaitu risiko yang lebih besar dan lebih mengarah pada kelompok tertentu,” kata Dicky ketika dihubungi Tirto, Jumat (24/3/2023).
Kelompok pertama dalam risiko proporsional adalah kelompok rentan yang terdiri dari lansia, anak-anak, ibu hamil dan orang dengan komorbid. “Kedua, terutama pada orang yang berisiko karena pekerjaanya. Terutama di bidang layanan publik yang harus ketemu orang, termasuk ASN dan tenaga kesehatan di sini masuknya,” ujar Dicky.
Kelompok ketiga yang berisiko menurut Dicky adalah orang yang pernah terinfeksi COVID-19 lebih dari satu kali.
“Ini adalah orang yang juga berisiko karena dia lebih mudah bahkan bukan hanya terinfeksi kembali oleh COVID, tapi juga terinfeksi juga oleh jamur atau bakteri lain. Karena mereka berisiko besar mengalami disfungsi pada imunitasnya, ini berdasarkan riset terakhir,” sambung Dicky.
Sementara itu, Dicky mendorong pemerintah agar terus menyebarkan informasi mengenai penilaian risiko kesehatan bagi masyarakat atau di level instansi pemerintahan.
“Perlu memiliki penilaian risiko masing-masing. Kalau risikonya kecil ya silakan saja, ini kan kondisinya sudah terkendali, karena modal imunitas di masyarakat sudah lebih baik,” kata Dicky.
Dicky juga mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi COVID-19 booster bagi yang belum. Ia menilai dengan modal tersebut, berbagai kegiatan umum di bulan Ramadan bisa dijalankan dengan lebih aman.
“Kegiatan seperti salat tarawih atau ke masjid juga, kalau sakit jangan dipaksakan, kalau dipaksakan maka kita tidak belajar dari pandemi,” jelas Dicky.
Ia juga menyarankan agar kegiatan yang melibatkan kerumunan dalam jumlah besar bisa diselenggarakan di luar ruangan.
“Kalau Ramadan ada festival, bukber atau bazaar silakan diadakan seperti itu tapi sebaiknya diadakan di luar ruangan, karena kita masih ada isu kualitas udara dalam ruangan yang buruk, di luar akan lebih baik sirkulasinya,” pungkas Dicky.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Restu Diantina Putri