tirto.id - Enam alat peringatan dini bencana (early warning system/EWS) di sejumlah titik rawan tsunami dan tanah bergerak di Trenggalek, Jawa Timur, rusak dan tidak berfungsi.
"Satu alat EWS di Panggul milik BPBD Provinsi rusak. Selain itu ada tiga EWS lain milik BPBD yang dipasang di Kecamatan Munjungan sementara juga belum berfungsi dikarenakan link tower di Jedeg Desa Ngadimulyo Kecamatan Kampak roboh terkena angin kencang,” kata Kepala BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono dikutip dari Antara, Kamis (26/1/2023).
Empat EWS yang rusak tersebar di Desa Nglebeng sekitar Pantai Konang Kecamatan Panggul, kawasan pesisir Kecamatan Munjungan tepatnya di Desa Masaran, Masjid Jami dan Musala Ngadipuro di Desa Craken. EWS di kawasan pesisir ini berfungsi untuk memberi informasi dini potensi bencana tsunami.
Selain empat EWS tsunami yang rusak, satu EWS tanah longsor yang di pasang di Desa Dawuhan Kecamatan Trenggalek milik ESDM dan satu EWS tanah longsor di Desa Depok Kecamatan Panggul juga dilaporkan rusak.
Triadi mengatakan saat ini BPBD Trenggalek bersama BPBD Provinsi Jawa Timur tengah mengupayakan perbaikan alat sistem pendeteksi dini bencana itu secara bertahap.
"EWS longsor di Desa Depok hari ini masih dalam tahap perbaikan. Nantinya bakal dilakukan secara bertahap, beserta perawatan rutin dan lain sebagainya," katanya.
Triadi mencatat beberapa EWS tsunami yang dipasang di sekitar Hotel Prigi, Balai Desa Karanggandu dan mushala Pantai Karanggongso di Kecamatan Watulimo, serta satu EWS bencana tanah gerak di Desa Sumurup Kecamatan Bendungan masih berfungsi.
Demikian pula dengan satu EWS banjir di Kelurahan Kelutan di bantaran Sungai Ngasinan. Selain di Sungai Ngasinan, pemerintah juga memasang satu EWS milik ESDM Provinsi di Desa Jajar Kecamatan Gandusari.
"Untuk tiga EWS di Kecamatan Watulimo milik BMKG, EWS milik BPBD Provinsi di Sumurup dan EWS di Sungai Ngasinan milik BBWS (Brantas) dan lainnya kondisinya normal," kata Triadi.
Pemasangan EWS itu sebagai upaya mitigasi bencana, lantaran Kabupaten Trenggalek menjadi daerah berpotensi tinggi dilanda bencana alam.
Kondisi itu salah satunya dipengaruhi oleh tipologi wilayah yang mayoritas didominasi kawasan pegunungan dan berbatasan langsung dengan laut selatan Samudra Hindia.
Meskipun sejumlah alat pendeteksi dini bencana itu rusak dan tengah dalam proses perbaikan, Triadi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak resah.
Selain melalui EWS, BPBD Trenggalek juga melakukan upaya mitigasi lainnya melalui informasi perkembangan cuaca dan potensi-potensi bencana yang disampaikan secara berkala.
Editor: Gilang Ramadhan